JAKARTA. Tren turunnya tabungan masyarakat yang memiliki nilai di bawah Rp 2 miliar menjadi efek dari perlambatan ekonomi dan tekanan kenaikan harga. Kondisi itu membuat masyarakat, khususnya kelas menengah harus menguras kantong mereka lebih dalam untuk mencukup konsumsinya.
Tren turunnya jumlah tabungan masyarakat di bawah Rp 2 miliar diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Bidang Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung. Dia bilang tekanan ekonomi telah membuat sebagian masyarakat menggunakan tabungannya untuk berbelanja. “Ini terlihat dari tabungan di bawah Rp 2 miliar yang trennya terus turun, tapi di atas Rp 2 miliar relatif stabil,” ujarnya.
Kondisi ini mengkhawatirkan karena pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih bergantung pada konsumsi. Bahkan kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB masih sekitar 50%. Inilah sebabnya pemerintah perlu menjaga kesinambungan konsumsi rumah tangga.
Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) simpanan di atas Rp 2 miliar relatif stabil di awal tahun 2015, namun terjadi perubahan di kuartal IV. Sedangkan simpanan di bawah Rp 2 miliar berkurang di awal tahun, namun perlahan stabil hingga akhir tahun.
Menurut Kepala Ekonom Samuel Asset Management Lama Soelistianingsih, tren perlambatan kegiatan ekonomi ditambah tekanan infalasi telah menggerus daya beli rumah tangga. Ekonomi yang melambat mengurangi pendapatan masyarakat, terutama bagi pekerja di sektor informal.
Kondisi itu memaksa mereka menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan belanja. Jika kondisi ini terjadi terus maka realisasi pertumbuhan ekonomi tahun ini akan sulit menyentuh angka 5%. Bahkan dalam satu hingga kuartal ke depan, jika tekanan ke daya beli tidak berkurang, maka pertumbuhan produk domestic bruto sulit menembuts angka 4,7%.
Tekanan tidak hanya terjadi di sektor rumah tangga pekerja, namun juga ke sektor UMKM. “Saya mendapat banyak cerita, kalau para pelaku usaha kecil menengah (UKM) sudah menggunakan tabungan mereka untuk bayar gaji pegawai,” kata Lana. Bahkan di tengah ekonomi yang sulit, ada yang memangkas gaji pegawainya hingga 50%.
BBM perlu turun
Menurut Lana, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bisa membantuk masyarakat mengurangi beban konsumsi. Selain realisasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pemerintah juga harus segera membelanjakan anggaran infrastruktur, termasuk ke daerah pedesaan.
Ekonom Senior Standard Chartered Bank Aldian Taloputra mengatakan, tren inflasi rendah akan membuat konsumsi naik. Saat ini pemerintah memiliki ruangan menurunkan kembali harga BBM agar daya beli terungkit. “Realisasi belanja pemerintah harus dipercepat,” kata Aldian.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar