Rata-rata kenaikan tariff sekitar 10% dan salah satunya adalah ruas Jakarta-Cikampek
JAKARTA. Para pengguna jalan bebas hambatan harus bersiap merogoh kocek lebih dalam saat menggunakan jalan tol nanti. Pasalnya, di sisa paruh kedua tahun ini, tarif di empat ruas tol akan terkerek naik sekitar 10%.
Keempat ruas jalan tol tersebut adalah tol Jakarta-Cikampek, Prof Dr Ir Sedyatmo, Kertosono-Mojokerto seksi I dan Surabaya-Gresik.
Herry Trisaputra Zuna, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), bilang, penyesuaian tarif tersebut dilakukan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 38/2004 tentang Jalan. “Kenaikan akan sesuaikan dengan inflasi. Mungkin sekitar 10%,” katanya pada KONTAN, Rabu (14/9).
Ia bilang, rencana penyesuaian tarif tersebut akan menambah daftar ruas tol yang mengalami kenaikan tarif tahun ini. Sebab, sepanjang semester I-2016, BPJT telah menaikan tarif lima ruas jalan tol.
Penyesuaian tarif tol selama ini merujuk pada Pasal 48 Undang-Undang No 38/2004 tentang Jalan, serta Peraturan Pemerintah No 15/2005 tentang Jalan Tol, khususnya pasal 68. Pasal ini mengatur soal evaluasi dan penyesuaian tarif tol yang dilakukan setiap dua tahun sekali dan disesuaikan dengan inflasi.
Tarif baru untuk ruas Jakarta-Cikampek akan diterapkan mulai 16 Oktober dan tarif tol Prof. Dr.Ir. Sedyatmo dinaikkan pada 19 September. Sedang tarif jalan tol Kertosono-Mojokerto seksi I naik mulai 17 Oktober. Adapun tarif ruas Surabaya-Gresik akan disesuaikan pada 23 Desember 2016.
Dari keempat ruas tersebut, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengelola dua ruas jalan tol, yakni Jakarta-Cikampek dan ruas Prof.DR.Ir.Sedyatmo. sementara Kertosono-Mojokerto seksi I dikelola Astratel lewat anak usaha PT Marga Harjaya Infrastruktur. Lalu PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), mengelola ruas Surabaya-Gresik.
Hasil belum terlihat
Direktur Astratel Wiwiek D. Santoso bilang penyesuaian tarif tersebut secara financial tidak berdampak besar pada kinerja perusahaan ini. Pasalnya, lalu lintas kendaraan jalan tol Kertosono-Mojokerto belum terlalu bagus. “Kepadatan kendaraan di seksi I masih lemah karena belum terhubung dengan ruas tol seksi lain,” jelasnya kepada KONTAN.
Ruas jalan tol Kertosono-Mojokerto terdiri dari empat seksi. Seksi III rencanya akan dioperasikan bulan depan, sementara seksi II dan IV ditargetkan beroperasi pada tahun depan. Kontruksi ruas tol seksi IV saat ini sudah hampir rampung. Adapun konstruksi seksi II sudah mencapai 50%.
Meski belum berdampak signifikan, Wiwiek menyambut positif rencana kenaikan tarif tersebut, lantaran pemerintah konsisten menjalankan undang-undang. “Kenaikan secara berkala inimemberikan kepastian investasi kepada investor,” katanya.
Tahun ini, Astratel membidik pendapatan sekitar Rp 800 miliar dari jalan tol. Menurut Wiwiek, kontribusi pendapatan dari sektor ini masih belum signifikan karena trafik di ruas tol yang dikelolanya masih belum optimal.
Sementara Anggiasari, Direktur Keuangan Jasa Marga, menilai kenaikan tarif dua ruas tol yang dikelolanya bisa mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan pelat merah ini. Tapi efeknya belum signifikan, sebab kenaikan tarif baru berlaku tiga bulan menjelang tutup tahun. Yang jelas, Jasa Marga sudah memperhitungkan penyesuaian tarif tersebut dalam target pandapatan tahun ini, yakni tumbuh 20% dari tahun lalu.
Menurut Anggiasari, kedua ruas tol milik Jasa Marga yang akan dikerek tarifnya tersebut berkontribusi cukup signifikan terhadap total pendapatan perusahaan ini. Jalan tol Jakarta-Cikampek dan Prof.Dr.Ir.Sedyatmo masing-masing menyumbang porsi 15% dan 10% ke kocek perusahaan. Nah, kenaikan tarif tersebut bisa menompa pertumbuhan kinerja JSMR tahun depan.
Penulis : Dina Mirayanti Hutauruk
Sumber : Harian Kontan
http://www.pengampunanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar