Trans Power Terus Memburu Muatan Baru

batubara-1JAKARTA. Harga batubara yang tak kunjung naik di awal tahun 2015 tak hanya menganggu bisnis penambang batubara saja. Pelaku bisnis pendukung seperti jasa pengangkutan batubara, juga terpapar akan lesunya bisnis batubara sejak awal 2015.

Tengok saja kinerja keuangan PT Trans Power Marine Tbk yang turun 2,29% di kuartal I-2015. Penyedia jasa angkutan barang curah ini mencatat penjualan US$ 13,76 juta di kuartal I-2015. Padahal periode yang sama 2014 masih senilai US$ 16,92 juta.

Rudy Sutiono, Direktur Keuangan Trans Power Marine bilang, penurunan pendapatan tersebut akibat menurunkan tarif jasa angkutan batubara, saat harga batubara turun. Perlu diketahui, penyesuaian tarif jasa dilakukan mengingat 85% pendapatan emiten berkode saham TPMA ini berasal dari bisnis mengangkut batubara.

Walau pendapatan Trans Power turun, Rudy tak berkecil hati. Dari sisi volume, angkutan batubara TPMA di kuartal I-2015 naik 18% menjadi 2,6 juta ton ketimbang volume angkutan batubara periode yang sama tahun 2014 sebanyak 2,2 juta ton. “Volume naik karena ada kebutuhan batubara untuk PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), ” kata Rudy, Jumat (29/5).

Agar penjualan sampai akhir tahun ini bisa naik, TPMA tak mau berdiam diri. Rudy bilang, saat ini perusahaan telah menambah tiga klien lagi yang akan memakai jasa angkutan batubara mereka. Namun, Rudy tak menyebut identitas seluruh perusahaan tersebut.

Yang pasti, salah satu perusahaan yang menjadi klien TMPA adalah anak usaha Sinarmas Group. “Kami menjalin kerjasama dua tahun dengan Sinarmas dengan volume kontrak angkutan batubara 1,5 juta-2 juta ton,” katanya.

Selain Sinar Mas, salah satu dari tiga kontrak baru itu berasal dari luar negeri. Namun, Rudy enggan menyebut nama perusahaan asing tersebut.

Tambah armada

Selain tambah klien, TPMA menganggarkan belanja modal alias capital expenditure senilai Rp 200 miliar-Rp 250 miliar tahun ini. Dana ini digunakan untuk membeli kapal tunda, kapal tongkang serta crane barge.

Dari sisi jumlah kapal yang akan dibeli, Rudy belum bisa memastikannya. “Tergantung permintaan konsumen, kalo butuh yang besar, kami beli yang besar. Saat ini masih kami lihat permintaan seperti apa,” ungkap Rudy.

Untuk diketahui, saat ini TPMA punya 37 kapal tunda, 34 kapal tongkang, dan 3 crane barge. Adapun jumlah klien TPMA sekitar 15 perusahaan, klien yang melakukan aktivitas di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa.

Dengan rencana bisnis tahun ini, Rudy target pendapatan tahun ini tumbuh 10%-15%. Target ini lebih kecil dari target bisnis yang ditetapkan TPMA tahun lalu yang diharapkan tumbuh 20%-25%. “Target tahun ini lebih realistis karena kami menyesuaikan kondisi daya beli,” jelas Rudy.

Walaupun target lebih kecil, namun Rudy berharap proyek pembangkit 35.000 megawatt bisa segera terealisasi. Jika lancar, permintaan batubara bakal naik. “Proyek ini akan menambah pendapatan kami,” jelas Rudy.

 

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar