Kemtan Berharap Karet Terseret Proyek Infrastruktur

karet1JAKARTA. Harga komoditas global yang tengah melandai, termasuk harga karet mentah, membuat produksi karet lokal makin tidak mengkerut.

Menurut Dedi Junaedi Direktur Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan (DJP) Kementerian Pertanian (Kemtan), kondisi ini membuat produksi karet nasional pada semester I-2015 turun.

Selain itu Dedi menduga banyak petani karet yang beralih profesi lantaran frustrasi mendapati kenyataan harga karet yang terus melorot dan sulit menutupi kebutuhan hidup petani. “Hampir sebagian besar komoditas ekspor di Indonesia memang turun, termasuk karet,” ucapnya, Jumat (7/8).

Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah tengah berupaya mendongkrak kenaikan produksi karet supaya petani kembali berminat menyadap karet. Salah satunya dengan menggenjot konsumsi karet dalam negeri.

Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemdag) tengah menargetkan konsumsi karet nasional tahun ini ada tambahan 100.000 ton dari produksi 2014 600.000 ton menjadi 700.000 ton di 2015.

Soalnya, karet tidak hanya dipakai untuk produksi ban, tapi juga bisa untuk pembangunan infrastruktur. Apalagi saat ini, pemerintah tengah gencar membangun beragam proyek infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, karet juga bisa digunakan untuk campuran aspal agar tahan lama. Bisa juga untuk bantalan sandaran kapal di pelabuhan dan di gedung-gedung supaya bisa tahan gempa.

Menurut Ketua Bidang Keuangan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Martinus S. Sinarya salah satu pemicu lesunya pasar karet global adalah melambatnya perekonomian China yang tertular hingga Indonesia.

Alhasil, harga karet di pasar global melorot menjadi US$ 1,3 per kilogram (kg) pada Agustus 2015 ini. Padahal Juli 2015 lalu tercatat sempat menyentuh US$ 1,6 per kg hingga US$ 1,7 per kg.

Martinus pun meminta pemerintah mengembangkan industri ban tanah air. Sebab, penyerapan pasar karet nasional masih berasal dari industri ban otomotif.

Sementara itu, bila pemerintah mengandalkan karet sebagai bahan campuran aspal dan pembangunan infrastruktur lainnya, serapannya terbilang kecil. Lantaran ban yang dipakai di bidang ini hanya sebagai pelengkap saja bukan hal yang paling utama.

 

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar