Efek kenaikan harga daging sapi, permintaan daging ayam masyarakat naik hingga 50%.
JAKARTA. Setelah pusingkan dengan kenaikan daging sapi dalam dua pekan terakhir, kini masyarakat dihadapkan lagi pada kondisi serupa, yakni kenaikan harga daging ayam. Saat ini, harga daging ayam di pasaran sudah menyentuh Rp 40.000 per kilogram (kg). padahal, harga tertinggi saat menjelang Lebaran lalu hanya Rp 35.000 per kg.
Kenaikan harga daging ayam ini merupakan efek domino dari mahalnya harga daging sapi. Konsumen, khususnya kalangan rumah tangga memilih daging ayam sebagai pengganti daging sapi dalam dua pekan terakhir. Alhasil, permintaan daging ayam meningkat hingga 50% dari biasanya yang membuat harga terkerek naik.
Arif Achsan, Peternak ayam di Malang, Jawa Timur, mengakui bahwa kenaikan harga ayam di pasaran murni karena pasokan yang kurang, dan bukan karena permintaan spekulan dari kalangan peternak.
“Upaya pembatasan stok ayam agar harga naik mulai dirasakan, karena pasokan ayam berkurang hingga 20% tapi permintaan naik hampir 50%,” ujar Arif kepada KONTAN, Selasa (18/8).
Meski begitu, Arif mengatakan, harga jual di tingkat peternak masih dalam batas wajar. Saat ini, harga jual peternak hanya Rp 21.000 per kg atau sedikit di atas Harga Pokok Produksi (HPP) yang mencapai Rp 19.000 per kg.
Dengan harga tersebut, dia menghitung setelah berada di kalangan distributor dan pedagang pasar harga ayam seharusnya hanya Rp 32.000 per kg dan bukan Rp 40.000 per kg seperti saat ini.
Sigit Prabowo, Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) menambahkan, saat ini, memang terjadi kekurangan stok daging ayam hingga 40%. Pasalnya menjelang Lebaran lalu, peternak mengurangi produksi ayam sehingga efeknya baru dirasakan saat ini atau tepat sebulan setelah Lebaran.
Namun, kenaikan harga daging ayam ini diprediksi tidak akan berlangsung lama dan mulai pekan depan harga ayam akan kembali normal karena seturut dengan pasokan yang kembali melimpah di pasaran.
Don Utoyo, Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Undonesia (FMPI) menyatakan, secara umum pasokan daging ayam masih cukup aman dengan adanya persediaan daging beku di supermarket.
Kenaikan harga ini lebih dipicu karena rantai pasokan daging ayam sedikit terganggu karena sejumlah distributor ayam libur setelah Lebaran.
Meski begitu, Arif merasa pemerintah perlu tetap mendalami penyebab kenaikan harga daging ayam ini. Terutama menemukan selisih harga antara harga pasar dengan harga peternak yang hampir dua kali lipat.
Syukur Iwantoro, Staf Ahli Menteri Pertanian menyebut, dari hasil inspeksi mendadak ke peternakan ayam di daerah Bogor, pemerintah menemukan sejumlah peternakan ayam stabil dan mencukupi kebutuhan.
Harga ayam di tingkat peternak masih normal yakni Rp 21.000 per kg. Harusnya dengan harga itu, maka harga daging tak perlu naik. “Kalau di peternakan harganya Rp 21.000 per kg dan di pasar dijual Rp 40.000 per kg berarti ada yang salah di pasarnya,” terang Syukur.
Syukur menilai, kenaikan harga daging ayam ini sejatinya bukan karena stok kosong di kandang alias langka, namun lebih karena efek kenaikan harga sapi sehingga masyarakat beralih ke daging ayam.
Menurutnya dengan harga daging sapi yang perlahan kembali turun menjadi Rp 95.000 – Rp 105.000 per kg dari sebelumnya Rp 140.000 per kg, harga ayam seharusnya juga akan ikut normal. “Kami berjanji harga daging ayam akan segera turun,” janji Syukur.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar