Truk Mengincar Pasar Konstruksi

indexSetelah penjualan truk untuk tambang dan komoditas lesu, agen pemegang merek truk memperkuat penjualan truk untuk konstruksi dan logistik. Mereka mengintai kenaikan kebutuhan truk dari kontraktor proyek infrastruktur yang digelar pemerintah.

JAKARTA. Industri otomotif girang saat pemerintah berjanji mempercepat pembangunan infrastruktur. Pasalnya, jika janji ini terealisasi, akan ada kenaikan kebutuhan kendaraan komersial jenis truk yang digunakan oleh kontraktor infrastruktur.

Kenaikan permintaan truk ini menjadi harapan saat permintaa truk untuk tambang dan komoditas yang sedang sepi.begitu juga dengan permintaan truk untuk sektor logistik yang juga lesu karena perekonomian lambat.

Santiko Wardoyo, Sales and Promotion Director PT Hino Motors Sales Indonesia sebagai agen pemegang merek (APM) truk Hino bilang, saat ini produsen truk mengandalkan pesanan dari kontraktor proyek infrastruktur. “Sudah ada pesanan, tapi jumlahnya belum signifikan,” terang Santiko kepada KONTAN, Selasa (18/8).

Adapun proyek mercusuar pemerintah yang dinanti produsen truk itu antara lain: proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt, proyek jalan tol termasuk proyek Mass Rapid Transit (MRT) dan lainnya. “Jika proyek infrastruktur lancar, selanjutnya permintaan bus yang akan naik,” kata pengamat otomotif Soehari Sargo.

Untuk menggenjot penjualan, Hino akan memamerkan kendaraan anyarnya saat pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015. Diantara produk yang dipamerkan adalah Hino New Generation Ranger GY 350 PU, medium duty truck yang menyasar segmen konstruksi karena banyak digunakan untk truk mixer.

Tak hanya Hino, APM kendaraan komersial lain seperti PT Toyota Astra Motor (ATM) juga membidik pangsa pasar truk untuk infrastruktur tahun ini. Untuk itu, Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran TAM berharap pemerintah segera ngebut proyek infrastruktur tersebut. “Kami menyediakan truk untuk konstruksi dengan berbagai ukuran,” kata Rahmat.

Harapan kenaikan penjualan truk untuk infrastruktur juga disampaikan Edy Jusuf Oekasabh, Marketing General Manager PT Isuzu Astra Motor Indonesia. “Tak hanya untuk konstruksi, proyek infrastruktur akan menaikkan daya beli yang membuat kebutuhan truk niaga dan angkutan umum juga bisa ikut naik,” kata Edy pada KONTAN, Selasa (18/8).

Mengacu proyeksi Edy, kenaikan penjualan truk konstruksi akan terasa 3-4 bulan setelah proyek berjalan. “Saat ini proyek baru groundbreaking, akhir tahun baru terasa kenaikan penjualan,” kata Edy. Untuk menyasar pasar truk konstruksi ini, Isuzu akan memamerkan produk anyar di GIIAS 2015.

Edy bilang, pada periode 2012-2013 pihaknya fokus menggarap pasar truk tambang dan komoditas. Tahun ini mereka fokus pada pasar truk untuk infrastruktur dan logistik. “Harapan kami ada di infrastruktur,” kata Edy.

Pendapat senada juga disampaikan Sara Loebis, Sekretaris Perusahaan PT United Tractor Tbk (UNTR). Namun, agen kendaraan merek Scania ini tak hanya mengintai permintaan truk untuk konstruksi saja, tetapi juga untuk transportasi. “Kami mengincar pasar bus untuk transportasi antar kota antar propinsi,” kata Sara.

Untuk memikat calon pembeli, UNTR akan memamerkan produk anyar di pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015. Produk yang akan diluncurkan adalah truk Scania untuk tambang dan konstruksi. “Ada rencana untuk truk mixer juga, tapi masih rencana,” katanya.

Puji Haryadi, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk memproyeksikan hal serupa. Puji bilang, kebutuhan truk seperti truk mixer akan naik jika kapasitas produksi beton naik atau terjadi kenaikan pesanan. “Truk ini kami butuhkan untuk distribusi beton ke lokasi proyek,” kata Puji kepada KONTAN, Sabtu (15/8).

 

Transportasi Sepi

Pantas industri kendaraan komersial fokus sasar pasar truk konstruksi tahun ini. Sebab, permintaan kendaraan komersial jenis bus untuk transportasi cenderung lesu. Banyak perusahaan otobus memaksimalkan penggunaan bus mereka yang sudah ada.

Kurnia Lesandri Adnan, Direktur Utama PO Siliwangi Antar Nusa (SAN) bilang, semula pihaknya ingin menambah bus tahun ini. Namun, karena kondisi bisnis transportasi lesu, pihaknya menundanya tahun depan. “Itu kalau harga menarik, jika spesifikasi nggak bagus, ya kami ga ambil,” kata Kurnia kepada KONTAN, Jumat (14/8).

Adapun PT Express Transindo Utama lebih dulu mengerem belanja armada bus tahun ini. Walaupun Lebaran lalu bisnis penyewaan bus merek Eagle Express ini menuai sukses, namun tahun ini mereka memilih menahan diri menambah bus. “Saat ini kami mengoperasikan 140 unit bus,” ujar Kamaruddin, Head of Division Bus, PT Express Transindo Utama.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar