Premi diprediksi hanya Rp 55 triliun, klaim Rp 61 triliun.
JAKARTA. Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membukukan premi hampir Rp 25 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini. Angka ini mencapai 60,88% dari perolehan premi akhir tahun lalu Rp 41,06 triliun.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fahmi Idris mengatakan, pencapaian premi tahun ini bertumbuh, namun angka tersebut belum diaudit. Meski bertumbuh, perolehan premi hingga Juni 2015 tersebut baru mencapai 45,45% dari target premi BPJS sepanjang tahun 2015 ini.
“Dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP), kami menargetkan premi sebesar Rp 55 triliun hingga akhir tahun,” ujar Irfan Humaidi, Kepala Departemen Komunikasi dan Humas BPJS Kesehatan kepada KONTAN, kemarin.
BPJS Kesehatan diprediksi juga masih tekor Rp 6 triliun di tahun ini. Irfan mengatakan, tahun ini BPJS masih akan menghadapi ketidaksesuaian (mismatch) antara perolehan premi dengan pelayanan klaim. Ini artinya, hingga akhir tahun, BPJS Kesehatan berpotensi menerima klaim hingga Rp 61 triliun.
Angka ini lebih besar dari tahun lalu. Catatan saja, di tahun lalu, total premi BPJS Kesehatan sebesar Rp 41,06 triliun dengan nilai klaim Rp 42,6 triliun, sehingga terjadi mismatch Rp 1,6 triliun.
Sesuai ketentuan, Irfan bilang, mismatch ini akan ditutup dari anggaran pemerintah. Maklum, fungsi BPJS Kesehatan adalah sebagai badan sosial yang menjamin kesehatan masyarakat.
Irfan mengatakan, klaim paling banyak dilakukan oleh pekerja informal dibandingkan pekerja formal. Sebab, rata-rata pekerja informal yang mendaftarkan sebagai peserta karena telah memiliki riwayat penyakit tertentu. Berbeda dengan pekerja formal yang kepesertaannya diajukan oleh perusahaan tempat bekerja.
Pekerja informal begitu terdaftar sebagai peserta BPJS segera memanfaatkan kepesertaannya tersebut. “Ada yang operasi jantung sampai Rp 150 juta. Itu semua kami kover,” ujar Irfan.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
PEMERIKSAANPAJAK.COM 
Tinggalkan komentar