Bisnis Importir Buah dan Sayur Tepukul Penurunan Daya Beli

buah dan sayur

Jakarta. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Ungkapan ini tepat untuk menggambarkan kondisi pengusaha importir buah dan sayuran dalam negeri. Kondisi ekonomi nasional yang terseok-seok membuat daya beli masyarakat menurun drastis. Padahal, di saat yang bersamaan, para importir ini sudah dipusingkan dengan nilai tukar rupiah yang semakin jeblok terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang sudah berada di atas Rp 14.500 per dollar AS.

Dua pukulan beruntun bagi importir buah dan sayuran ini membuat sebagian importir terpaksa merumahkan karyawan dan sebagian lagi mengurangi kapasitas penjualan guna menghindari kerugian.

Khafid Sirotuddin, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) mengatakan, sejatinya harga buah impor di pasar mancanegara tidak naik, namun pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS membuat importir harus mengeluarkan modal lebih besar untuk mendapatkan buah dan sayuran impor.

Khafid mencontohkan, bila dahulu nilai US$ 5 dibayar dengan Rp 50.000, sekarang setara dengan Rp 70.000. artinya, ada selisih kurs yang cukup besar.

Pukulan semakin telak karena biaya yang besar ini tidak bisa disiasati dengan menaikkan harga karena daya beli masyarakat yang tengah terpuruk akibat perlambatan ekonomi.

Sifat segar dari buah dan sayur ini membuat komoditas ini juga tak bisa disimpan dalam waktu yang lama karena jika tak laku terjual, komoditas ini akan busuk dan tak bisa dijual. “Jadi harus dijual mesikipun kita rugi, daripada membusuk dan tidak ada harganya,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (1/10).

Penurunan daya beli masyarakat terhadap buah impor dirasakan saat ini sudah sampai titik terendah alias yang paling buruk dalam 25 tahun terakhir. Eddy Simon, Sekretaris Asseibssindo menambahkan, kondisi sekarang ini membuat omzet para importir buah dan sayur turun 40%. Artinya, para importir nyaris tidak mendapatkan keuntungan dari bisnis buah dan sayur impor ini.

Jika sebelumnya para importir membeli empat kontainer buah per pekan, saat ini, belanja dipangkas jadi dua kontainer atau tiga kontainer per pekan. ”Kalau kondisinya seperti ini, paling realistis adalah efisiensi dan mengurangi karyawan,” imbuhnya.

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , ,

Tinggalkan komentar