JAKARTA. Memasuki tahun 2016, meski belum siap, Indonesia harus menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku Januari ini. Meski begitu, belum seluruh sektor tenaga kerja memiliki sertifikasi tunggal di lingkup ASEAN. Salah satu sektor tenaga kerja yang belum memiliki sertifikasi tunggal di ASEAN adalah sektor jasa.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan / Bulog Benny Soetrisno mengatakan, belum adanya sertifikasi tunggal di ASEAN untuk tenaga kerja sektor jasa merasa dirugikan. “Sebab, sebenarnya cukup banyak sektor jasa di Indonesia yang siap menghadapi MEA,” ujarnya, Rabu (6/1).
Padahal, bila ada standar kompetensi yang seragam di terapkan di seluruh ASEAN, akan memudahkan pengusaha dalam merekrut tenaga kerja. Sehingga pengusaha tak harus melakukan uji kompetensi lagi lantara sudah ada standar yang sama di seluruh anggota ASEAN.
Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Bachrul Chairi menambahkan, dari delapan sektor prioritas di sektor jasa seperti insinyur, arsitek, tenaga pariwisata, akuntan, dokter gigi, tenaga survei, praktisi medis dan perawat, hanya dua sektor yang memilki sertifikasi tunggal. “Yang sudah jalan adalah sektor insinyur dan arsitek,” kata Bachrul.
Sementara itu, Benny memperkirakan, lalu lintas tenaga kerja sektor jasa baru akan terlihat jelas dalam dua tahun ke depan, yakni sekitar 2018. Menurut Benny, tenaga kerja dari sektor jasa yang siap menghadapi MEA antara lain sektor perhotelan, minyak dan gas serta pertekstilan.
Bachrul menambahkan, walau masuk dalam sektor prioritas, tapi tidak mudah bagi tenaga kerja untuk masuk dan bekerja di negara lain di wilayah ASEAN. Pasalnya, para pekerja masih harus tetap memenuhi persyaratan dari negara tujuan.
Bagi pengusaha, berlakunya MEA tidak akan berpengaruh besar terhadap membanjirnya tenaga kerja kelas menengah ke bawah. Namun, potensi lonjakan tenaga kerja asing bisa terjadi di bidang tenaga kerja terlatih dan terdidik, khususnya di jabatan tinggi.
Mengutip data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), pada periode Januari – Oktober 2015, jumlah tenaga kerja terlatih dan terdidik dengan status jabatan tinggi sebanyak 79.664 orang.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Masyarakat Ekonomi ASEAN
Tinggalkan komentar