Ekonomi Jakarta Melambat di Kuartal I-2016, Ini Penyebabnya

tax_time_0

Jakarta -Mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I-2016, pertumbuhan ekonomi Jakarta di kuartal I-2016 tumbuh melambat dibandingkan kuartal IV-2015.

Angka pertumbuhan ekonomi Jakarta di kuartal I-2016 adalah 5,62%. Lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, yaitu 6,48%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, Doni P Joewono mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jakarta di kuartal I-2016 ini di bawah perkiraan BI.

“Meskipun demikian, angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,54% (yoy). Optimisme konsumen yang semakin kuat dengan peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan ini tidak diikuti oleh perbaikan kinerja belanja pemerintah dan kinerja ekspor,” kata Doni, dalam keterangannya, Jumat (6/5/2016).

Dia menjelaskan belanja pemerintah dan ekspor tumbuh lebih rendah, sehingga secara keseluruhan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada kuartal I-2016 menjadi lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Melemahnya kinerja belanja pemerintah pusat mengkontribusi penurunan konsumsi pemerintah pada kuartal ini. Serapan belanja APBD DKI Jakarta yang cukup baik pada kuartal I-2016 tidak diimbangi dengan penyerapan belanja APBN melalui Kementerian/Lembaga yang optimal,” jelas Doni.

Relatif besarnya peran balanja Kementerian/Lembaga dalam komponen pengeluaran pemerintah di Provinsi DKI Jakarta, dan lemahnya kinerja penyerapan belanja APBN oleh Kementerian/Lembaga, berdampak pada lebih rendahnya pertumbuhan konsumsi pemerintah di Jakarta.

Masih lemahnya perkembangan ekonomi global, juga berdampak pada terkontraksinya kinerja ekspor dari DKI Jakarta. Perkembangan ini terutama terjadi pada penurunan ekspor barang dan berdampak pada melambatnya kinerja industri pengolahan pada triwulan ini.

Namun demikian, BI melaporkan, konsumsi rumah tangga masih terus menunjukkan perbaikan, seiring dengan perbaikan optimisme konsumen dan membaiknya daya beli masyarakat.

“Hal ini tidak terlepas dari adanya peningkatan UMP dan turunnya harga beberapa komoditas  akibat penyesuaian harga BBM dan tarif tenaga listrik (TTL). Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut juga tercermin dari meningkatnya penjualan mobil, aktivitas impor barang konsumsi dan aktivitas lapangan usaha perdagangan,” papar Doni.

Sementara itu, perilaku investor swasta yang masih cenderung menunggu (wait and see) berdampak pada masih lemahnya kegiatan investasi di kuartal ini. Perkembangan ini terutama terjadi pada investasi bangunan sektor swasta, di tengah membaiknya realisasi pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Dengan besarnya dominasi sektor swasta, hal ini mengakibatkan turunnya kinerja lapangan usaha konstruksi dan konsumsi semen di Jakarta.

Kajian BI menyatakan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan membaik pada kuartal berikutnya. Kondisi tersebut didukung oleh adanya implementasi Paket Kebijakan Pemerintah, terus meningkatnya realisasi pembangunan proyek infrastruktur, dan masih kuatnya konsumsi rumah tangga, sebagaimana diindikasikan oleh peningkatan optimisme konsumen pada Indeks Tendensi Konsumen (BPS) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (BI).

“Selain itu, realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta belanja APBN lewat Kementerian/Lembaga yang ada di Jakarta diperkirakan akan berkinerja lebih baik pada kuartal depan,” kata Doni.

Sumber: DETIK

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar