Pemerintah Akan Tambah Kerjasama Perdagangan

airliner with a globe and auto loader with boxesJAKARTA. Pemerintah terus berupaya menggenjot kinerja ekspor nasional. Salah satu caranya adalah dengan memperluas kerjasama perdagangan bebas dengan sejumlah negara. Untuk itu, Pemerintah RI bakal menjalin kerjasama perdagangan bebas dengan Amerika Serikat (AS).

Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, menyatakan, selama ini salah satu faktor penyebab kinerja ekspor kita seret ialah masih minimnya kesepakatan perdagangan yang dilakukan Indonesia. Alhasil, produk ekspor negeri ini sering dikenakan bea masuk yang cukup tinggi di negara tujuannya. Produk ekspor kita pun menjadi kurang kompetitif dibanding produk dari negara lain.

Contoh kasus pungutan bea masuk yang tinggi atas produk ekspor Indonesia lantaran tidak ada kesepakatan dagang adalah ikan tuna dengan tujuan negara-negara Uni Eropa. Menurut Bachrul, tuna kita yang masuk ke Eropa terkena bea masuk 22,5%. Sementara pungutan ekspor dari Malaysia dan Vietnam yang ikan tunanya kemungkinan berasal dari perairan Indonesia adalah 0% alias bebas bea masuk.

“Karena kita tidak mau terbuka melakukan kesepakatan perdagangan bebas bersama,” kata Bachrul, kemarin.

Selain mendongkrak ekspor, perluasan kerjasama perdagangan bebas juga meningkatkan arus investasi yang masuk ke Indonesia. Bachrul bilang, sebenarnya banyak investor asing yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Persoalannya, banyak dari mereka yang akhirnya berpikir ulang lantaran kerjasama perdagangan bebas yang dijalin Indonesia masih terbatas.

“Investor skala besar akan bingung kalau produksinya banyak namun sulit diekspor,” ujarnya.

Catatan saja, selama ini Indonesia telah menjalin kerjasama perdagangan bebas dengan beberapa negara. Misalnya, dengan negara-negara ASEAN, China, India, dan Australia.

Tak perlu buru-buru

Cuma, Ina Primiana, pengamat perdagangan dari Universitas Padjajaran, Bandung, mengatakan, seharusnya pemerintah tak perlu terburu-buru menambah kerjasama perdagangan bebas dengan negara lain. Soalnya, “Selama ini rata-rata perdagangan Indonesia dengan negara mitra masih mengalami defisit. Jadi, untuk apa diperluas?” kata dia kepada KONTAN.

Contohnya, meski menjalin kerjasama dengan China, neraca perdagangan nonminyak dan gas bumi (migas) kita mencetak defisit. Pada Februari 2015, defisit neraca dagang nonmigas dengan China mencapai US$ 1,56 miliar.

Untuk memperkuat kinerja ekspor, sebaiknya pemerintah fokus memperbaiki kondisi fundamental dalam negeri. Salah satunya soal daya saing industri nasional. “Kuatkan dulu domestik, baru memperluas kerjasama perdagangan bebas,” imbuh Ina.

 

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , ,

Tinggalkan komentar