JAKARTA. Sejalan dengan ekonomi yang melambat, kondisi dunia usaha pada triwulan pertama juga lesu. Bahkan, kondisi bisnis pada triwulan pertama 2015 tidak hanya turun dari kuartal sebelumnya, tapi juga yang paling rendah dalam 10 tahun terakhir.
Hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru mencatat, Indeks Tendensi Bisnis (ITB) triwulan I 2015 sebesar 96,30, anjlok dari triwulan IV 2014 yang masih 104,07. Dalam 10 tahun terakhir, ITB mencapai angka terendah sejak kuartal I 2006 sebesar 95,12. Asal tahu saja, ITB di bawah angka 100 menunjukkan kondisi yang turun atau melemah.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, menurunnya kondisi bisnis triwulan pertama terjadi di 10 lapangan usaha. “Tujuh lapangan usaha lainnya mengalami peningkatan,” ujarnya, Selasa (5/5).
Penurunan indeks bisnis tertinggi terjadi pada industry pertambangan dan penggalian. Industry ini pada triwulan I 2015 mencatatkan indeks 87,16. Di triwulan sebelumnya, indeks industry ini 92,06.
Penurunan ini, kata Suryamin, karena industry pertambangan dan penggalian sedang mengalami tekanan. Pelarangan ekspor bahan mineral mentah dan rendahnya harga komoditi tambang di pasar internasional menjadi pemicunya.
Penurunan bisnis juga terjadi pada industry pengolahan. Apabila pada triwulan IV 2014 industri ini memperleh indeks 103,08, pada triwulan I 2015 hanya 89,95.
Lain halnya industry pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencatat kenaikan indeks. Di triwulan IV 2014, sektor ini membubuhkan indeks 97,61, dan di kuartal I 2015 naik menjadi 106,75. Ini terkait dengan panen raya.
Namun, pelambatan di sejumlah sektor usaha ini hanya sementara. Hasil survey BPS menyebutkan, ITB di kuartal II 2015 meningkat mejadi 109,65. Semua komponen indeks mengalami peningkatan indeks kecuali pada indeks order dari luar negeri yang turun dari perkiraan indeks tendensi bisnis triwulan I 2015 sebesar 101,11 ke indeks 97,9.
Kondisi bisnis triwulan II 2015 pada seluruh lapangan usaha diperkirakan mengalami peningkatan, kecuali pada sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai ITB sebesar 96,00. “Kalangan dunia usaha memperkirakan bisnis pada triwulan kedua akan lebih baik,” kata Deputi Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto.
Faktornya adalah permintaan dari dalam negeri yang masih bagus. Sebab kondisi ekonomi global masih lemah. “Pengusaha tidak berharap permintaan dari luar negeri bagus,” papar Kecuk.
Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, sependapat, kondisi bisnis pada kuartal II akan membaik. Pengusaha sudah mulai mengoptimalkan produktivitasnya demi persiapan menghadapi lebaran.
Perbaikan bsinis terlihat sejak Maret 2015. Saat itu, impor barang modal dan bahan baku atau penolong meningkat dari sebelumnya.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar