Demi Citra di Mata Presiden, Menteri-Menteri Kian Rajin Mendekati Media Masa

indexKabar seputar perombakan atau reshuffle kabinet kian kuat berhembus. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengisyaratkan reshuffle bakal terjadi beberapa bulan lagi. Para pimpinan kementerian dan lembaga kini menggenjot kinerja dan mendekati media.

BELAKANGAN, menteri-menteri dan pimpinan badan pemerintahan terlihat sibuk. Berbagai rapat dan kebijakan baru pun diadakan. Tak hanya itu, paling kentara adalah para pejabat kini semakin rajin mendekati media massa dan jurnalis.

Ya, medi massa memang menjadi sarana ampun bagi para menteri dan pimpinan lembaga untuk menunjukkan kinerjanya ke khalayak ramai. Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu melihat kinerja pembantunya dari media massa. Bahkan, Presiden Jokowi sudah membentuk tim intelijen media untuk memantau perkembangan bawahannya.

Terlebih lagi, tampil di media massa, baik cetak maupun elektronik, menjadi salah satu indikator penilaian kinerja para pembantu presiden. Dalam key performance indicators (KPI) pimpinan K/L, penampilan menteri di media massa memiliki bobot 5%.

Tak heran, belakangan ini menteri dan pimpinan lembaga lain sangat sering tampil di beragam acara televisi ataupun radio. Selain itu, para awak media massa juga sangat mudah mendapat penjelasan dan konfirmasi dari menteri-menteri atau pimpinan lembaga lainnya. Bahkan tak jarang, para pembantu presiden ini langsung memberikan informasi ke para jurnalis tanpa diminta.

Seperti yang dilakukan oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin : kini hampir setiap mengirimkan keterangan tertulis melalui media sosial. Bahkan, Saleh juga sering memberikan press release secara langsung ke telepon selular wartawan. Mantan anggota DPR periode 2009-2014 dari Partai Hanura ini tak hanya mengirimkan keterangan pers berbentuk tulisan, tapi juga photo.

Begitu juga dengan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Hanif Dakhiri: dalam beberapa hari terakhir Hanif terasa lebih rajin mengirimkan pesan seputar kebijakannya. Padahal, biasanya, Hanif jarang sekali mengirimkan pesan langsung kepada para wartawan.

Langkah serupa juga dilakukan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi. Politisi Hanura itu rajin sekali menyebarkan keterangan tertulis tentang kegiatan dan kebijakannya ke email wartawan.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani juga tak mau ketinggalan. Bahkan, pada Minggu (3/5), BKPM mengirimkan keterangan pers soal penerbitan tata cara permohonan tax allowance. Dua hari kemudian, tepatnya Selasa (5/5), BKPM kembali merilis keterangan pers dengan tema serupa.

Pada hari itu pula, BKPM menggelar kegiatan tentang pencanangan zona integritas bebas korupsi dengan mengundang wartawan. Lalu petang harinya, Franky masih tampil di salah satu stasiun televisi swasta sebagai narasumber di sebuah acara dialog secara live.

Kepada KONTAN, Saleh tak mau menutupi kebutuhannya mendekati wartawan dan media massa. “Wartawan adalah mitra, kami semua harus dekat dengan teman-teman media, jangan ada jarak mentang-mentang sudah menjadi pejabat,” kata Saleh, Kamis (6/5).

Namun, menurut Menteri koordinator bidang perekonomian Sofyan Djalil, kesibukan para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah belakangan ini bukan sekadar mencari muka. Selama ini, kata Sofyan, Presiden Jokowi selalu mengingatkan para pembantunya untuk kerja, kerja, dan kerja. “Mereka dalam rangka bekerja,” kata Sofyan.

Bagaimanapun, pemerintah memang harus mempercepat kerjanya. Antara lain di bidang penyerapan anggaran dan melaksanakan proyek infrastruktur agar ekonomi tidak melambat. Pasalnya, penggunaan belanja negara hingga akhir Maret 2015 hanya sebesar 18,5% atau sekitar Rp 367,06 triliun dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar Rp 1.984,1 triliun.

Rendahnya realisasi belanja pemerintah turut berimbas pada pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2015 yang hanya 4,71%, terendah sejak 2011. Badan Pusar Statistik (BPS) mencatat pengeluaran konsumsi pemerintah hanya tumbuh 2,21%. Jika pemerintah ingin ekonomi tumbuh di atas 5%, mulai saat ini harus mengoptimalkan belanja anggaran.

Ya, semoga para menteri memang sedang bekerja, bukan sekadar mengamankan jabatan.

 

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar