PHK Karyawan di Sektor Migas

tkAwan mendung tengah menyelimuti kinerja sektor energi lantaran harga minyak dunia masih anjlok. Buntutnya, karyawan pun terancam kehilangan pekerjaan akibat perusahaan minyak dan gas bumi (migas) menerapkan kebijakan efisiensi untuk menekan ongkos produksi.

Harga minyak yang merosot, kini berada di kisaran US$ 60 per barel, memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sektor migas di seluruh dunia. Mengacu data perusahaan tenaga kerja global Swift Worldwide Resources, jumlah PHK di sektor migas dunia akibat harga minyak yang jatuh sudah mencapai di atas 100.000 orang. Bagaimana dengan di Indonesia?

Board of Director Indonesia Petroleum Association (IPA) Sammy Hamzah mengungkapkan, langkah efisiensi sudah dilakukan perusahaan migas asing di Indonesia sejak harga minyak dunia anjlok. “Bahkan sudah menyiapkan skenario terburuk jika harga minyak dunia tetap rendah dalam jangka waktu lama,” katanya.

Presiden Direktur PT Energi Pasir Hitam Indonesia (Ephindo) bilang, skenario terburuknya adalah memangkas dana investasi dan jumlah karyawan. Pemotongan dana investasi tiap perusahaan berbeda-beda, berkisar 10%-40%. Bahkan, perusahaan migas sudah mengajukan revisi rencana bisnis tahun ini ke Satuan kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Revisi dilakukan seiring harga minyak mentah dunia yang terus turun hingga ke kisaran US$ 60 per barel. Padahal, ketika rencana bisnis tersebut disusun pada 2014 lalu, harga minyak diasumsikan berada di level US$ 100 per barel.

Tentu, Sammy mengatakan, penurunan investasi dan pengurangan jumlah karyawan berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Angka pengangguran akan bertambah dan daya beli masyarakat merosot. Hanya IPA tidak memiliki data resmi jumlah karyawan yang terkena PHK di industri migas nasional. “Datanya di masing-masing perusahaan,” sebutnya.

Atas dasar itu, Sammy meminta kepada pemerintah untuk memberikan kemudahan dalam masalah keuangan. Misalnya, memberikan insentif bagi lapangan migas yang tadinya ekonomis menjadi tidak ekonomi lagi.

 

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar