Jakarta. Perusahaan Amerika Serikat Murphy Oil Corporation akhirnya hengkang dari Indonesia. Mereka meninggalkan empat blok migas. Murphy menambah daftar panjang perusahaan migas asing yang mencabut investasi dari Indonesia.
Dalam catatan KONTAN, kontraktor migas yang sudah hengkang adalah Hess Corp, Anadarko Petroleum Corporation, Korean National Oil Corporation. Alasan mereka tak menemukan migas dan kebijakan yang tak mendukung seperti soal pajak eksplorasi.
Demikian pula dengan Murphy Oil, mereka hengkang karena hasil pengeboran di empat blok migas nihil. Empat blok Murphy Oil adalah Blok Semai II di Papua Barat, Blok South Barito di Kalimantan Selatan, Blok Semai I, Blok Wokam di Papua.
Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Elan Biantoro menjelaskan, komitmen eksplorasi Murphy Oil menggarap blok migas di Indonesia tidak didukung dengan cadangan migas yang ekonomis. Alhasil, mereka menyatakan tidak menemukan potensi migas di empat blok tersebut. Jadi, “Mereka hengkang bukan karena anjloknya harga minyak dunia,” ungkanya, Kamis (9/7) malam.
Dari empat blok itu, dua dikembalikan ke SKK Migas, yaitu Blok Semai II dan Blok South Barito. Menurut Elan, untuk pengembalian dua blok tersebut membutuhkan waktu yang lama, sebabnya SKK Migas harus melakukan verifikasi, seperti verifikasi data, pengembalian seluruh data, dan pencatatan seluruh aset.
Misalnya, Blok South Barito yang sudah dikembalikan 10 bulan lalu sampai kini belum selesai verifikasi datanya. “Pengembalian blok semai II baru saja, mereka sekalian pamit,” katanya.
Selain mengembalikan dua blok, Murphy Oil juga menjual dua blok lain, yakni Blok Semai I dan Blok Wokam kepada PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Adapun proses pemindahan kepemilikan dua blok tersebut masih berjalan. “Jadi belum tahu karena proses transfernya juga masih dalam proses, setelah mereka hand over, kan diserahkan lagi ke SKK Migas dulu,’ katanya.
Kemungkinan tandas Elan, Murphy Oil lebih mengutamakan pengeboran di negara lain karena prospek di Indonesia belum mendukung investasi migas lantaran tak menemukan cadangan ekonomis.
“Sekarang kan kondisi perminyakan lagi down, mungkin Murphy juga sedang mencari mana-mana yang dari sisi prioritas lebih diutamakan, juga mana yang kalau sudah gagal ya lebih baik kita off (berhenti) dulu,” tandasnya.
Selain masalah pemboran yang nihil, Murphy juga menyatakan protes soal pajak eksplorasi yang masih terus diterapkan Indonesia.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar