Main Aman, Bank Sentral Pertahankan Bunga Acuan

29JAKARTA. Seperti sudah diproyeksi kalangan ekonom, Bank Indonesia (BI) mempertahankan bunga acuannya, atau BI rate sebesar 7,5%. Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan BI yang berlangsung selasa (14/7) juga memutuskan bunga deposit facility 5,5% dan lending facility sebesar 8%.

Keputusan BI mempertahankan BI rate merupakan yang kelima kalinya sepanjang tahun ini. Perubahan BI rate terakhir terjadi 17 Februari 2015, waktu itu BI rate diturunkan dari 7,75%. Kebijakan moneter ketat BI dinilai masih sejalan dengan upaya menjaga inflasi dalam sasaran 4%, plus minus 1% untuk tahun 2015 dan 2016.

Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI mengatakan, kebijakan BI secara konsisten tetap diarahkan menjaga stabilitas makro ekonomi nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global. “BI menjaga pertumbuhan ekonomi melalui implementasi kebijakan makro prudensial yang akomodatif,” ujar Tirta, dalam keterangan tertulis, Selasa (14/7).

Pelemahan rupiah

Menurut Tirta, BI juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan mempercepat siklus fiskal untuk mendorong pertumbuhan.

Ekonom Bank UOB, Ho Woei Chen menilai keputusan BI sudah tepat. Volatilitas di pasar global dan menjaga inflasi domestik harus menjadi arah kebijakan BI dalam waktu dekat. Pasalnya, kedua hal tersebut erat kaitannya dengan kurs rupiah.

Dalam catatan Chen, sejak awal tahun hingga kini, rupiah sudah terdepresiasi 7,1%. Menghadapi rencana kenaikan bunga di Amerika Serikat (AS), Chen memproyeksi, nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.500-Rp 13.600 per dollar AS pada akhir triwulan III dan IV. “BI baru punya ruang memangkas BI rate pada triwulan IV saat inflasi turun,” katanya.

Ekonomi Standard Chartered Eric Sugandi menilai, jika BI menurunkan BI rate, rupiah akan makin lemah. Saat ini pergerakan rupiah masih tertekan oleh tiga faktor eksternal. Masing-masing adalah krisis Yunani, gejolak pasar keuangan di China, dan rencana kenaikan bunga di AS.

Dia memperkirakan, ke depan, nilai tukar rupiah ada di level Rp 13.300-Rp 13.400 per dollar AS. “Setelah ekonomi global tenang, baru ada peluang BI rate turun,” kata Eric.

Dia memprediksi, September mendatang BI mungkin menaikkan BI rate 25 bps, jika di periode yang sama The Fed menaikkan bunga di AS.

 

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar