JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi semester pertama 2015 sebesar Rp 259,7 triliun. Nilai realisasi itu tumbuh 16,6% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. “Ini sudah 50% dari target realisasi investasi 2015 sebesar Rp 519 triliun,” kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis, Senin (27/7).
Dari total realisasi semester I sebesar Rp 259,7 triliun, sebagian besar masih disumbang oleh investasi asing (Penanaman Modal Asing (PMA). Tercatat, investasi dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hanya sebesar Rp 85,5 triliun, sementara PMA mencapai Rp 174,2 triliun.
Para investor dalam negeri, lebih memilih untuk menanamkan uangnya di sektor industri makanan, listrik, gas, dan air, industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi, serta konstruksi.
Sementara para investor asing memilih lima sektor usaha seperti transportasi, gudang, dan telekomunikasi, pertambangan, industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik, industri alat angkutan dan transportasi, dan industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi.
Terkonsetrasi di Jawa
Dalam data terbaru dari BKPM ini, Pulau Jawa masih menjadi primadona investasi di Indonesia. BKPM mencatat realisasi investasi di pulau paling padat penduduknya ini mencapai 55,7% dari total realisasi investasi atau Rp 144,5 triliun. Sementara realisasi investasi di luar Pulau Jawa hanya sebesar Rp 115,2 triliun atau sekitar 44,3%.
Walau masih didominasi Pulau Jawa, namun saat ini sebaran realisasi investasi di luar Jawa terus terjadi. Ini terbukti dengan realisasi investasi di luar Pulau Jawa yang mengalami pertumbuhan 25,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Wilayah di luar Pulau Jawa yang menjadi tujuan investasi, antara lain Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat. Adapun sektor usaha yang paling diminati untuk realisasi investasi di luar Pulau Jawa ialah yakni logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, transportasi, gudang, dan telekomunikasi, industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi, dan kimia non logam.
Dari asal negara investor asing, BKPM mencatat selama semester I 2015, investor asal Malaysia paling banyak berinvestasi di Indonesia. Malaysia menduduki posisi pertama dengan realisasi investasi sebesar US$ 2,6 miliar.
Menurut Azhar Lubis, Malaysia menempati posisi pertama dari investasinya di sektor telekomunikasi. Salah satu perusahaan asal Malaysia yang melakukan investasi besar di Tanah Air adalah PT XL Axiata Tbk. “XL ini ada perubahan dalam jaringannya, dari 3G menjadi 4G di seluruh daerah,” kata Azhar.
Menurut Kepala BKPM Franky Sibarani, catatan ini menandakan adanya geliat investasi di tengah kondisi pelambatan ekonomi. BKPM juga mencatat, penyerapan tenaga kerja dari PMDN sebesar 147.868 orang dan PMA 223.077 orang.
Franky yakin, target realisasi investasi sebesar Rp 519,5 triliun selama 2015 dapat tercapai. “Setidaknya Rp 530 triliun,” katanya. Sebab itu lima langkah pembenahan dilakukan, mulai reformasi birokrasi pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan penyederhanaan izin, sampai menempatkan marketing officer di Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, Inggris, Singapura, Australia, dan Timur Tengah
BKPM juga fokus pada Singapura, Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, dan akan masuk Malaysia, Eropa, dan Amerika. Lima sektor prioritas investasi juga ditetapkan, yaitu infrastruktur, maritim, pariwisata, subtitusi impor, dan industri hilirisasi sumber daya mineral.
Melihat realisasi investasi ini, ekonom Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartaty mengingatkan, angka realisasi investasi hanya realisasi persetujuan investasi. Sementara realisasi investasi sebenarnya, biasanya hanya 50% dari angka tersebut
Apalagi investasi dari BKPM hanya berperan 20% terhadap investasi nasional sehingga belum menggambarkan peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar