Importir Sapi Terancam Bangkrut

indexPemerintah akan mencabut izin impor perusahaan penggemukan sapi karena dinilai gagal menstabilkan harga daging sapi

JAKARTA. Kisruh kenaikan harga dan mogoknya pedagang daging sapi belakangan ini membuat pemerintah geram. Akibatnya, Kementerian Perdagangan (Kemdag) memutuskan mencabut izin impor perusahaan penggemukan sapi atau industri feedloter.

Kaputusan tersbut diambil karena para importir penggemukan sapi bakalan tersebut dinilai abai dalam upaya ikut menjaga stabilitas harga daging sapi.

Namun, dampak keputusan pencabutan izin ini diperkirakan akan memukul perusahaan penggemukan sapi yang bakal merugi dan terancam bangkrut. Johny Liano, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) mengatakan industri feedlot seolah menjadi kambing hitam atas kelangkaan daging sapi di pasaran belakangan ini.

Padahal, ada tiga sumber pemasok daging sapi di pasaran saat ini. Pertama, daging sapi yang berasal dari sapi lokal yang menguasai sekitar 80% pasokan daging sapi di Indonesia.

Kedua, daging sapi dari sapi bakalan impor yang bersumber dari feedlot. Ketiga, daging sapi dari impor sapi siap potong. “Sapi impor ini hanya menguasai 20% dari psasokan daging nasional,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (12/8).

Johny mencontohkan, pada tahun 2014, ada 3,6 juta ekor kebutuhan sapi nasional, namun yang dipasok dari keran impor hanya 750.000 ekor. Maka, bila dihitung, importir sapi bakalan hanya memasok 62.500 ekor per bulan.

Namun, yang terjadi pada kuartal ketiga tahun 2015 ini, importir sapi bakalan hanya dikasih jatah 50.000 ekor selama tiga bulan.

Johny bilang, pemerintah berkewajiban memastikan investasi penggemukan sapi dalam negeri tetap berkembangan, apalagi di antara mereka ada yang sudah berinvestasi selama hampir 20 tahun di Indonesia. Nah, langkah pencabutan izin impor ini diperkirakan justru akan merusak investasi dalam negeri. Apalagi saat ini, industri feedloter selain telah menanamkan invetasi yang besar dalam penggemukan sapi, juga menyerap ribuan tenaga kerja.

 

daging-sapi-imporImpor terbatas

Seperti diketahui, Rachmat Gobel, mantan Menteri Perdagangan sehari sebelum dicopot Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pemerintah akan mencabut izin impor feedloter sebagai reaksi kekecewaan pemerintah karena perusahaan penggemukan sapi ini tak bisa ikut dalam upaya stabilitas harga.

Untuk menstabilkan harga, pemerintah akan memberikan izin impor terbatas sapi bakalan kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Wahyu, Direktur Pengadaan Bulog mengatakan saat ini, instansinya telah resmi mendapatkan izin untuk mendatangkan sapi siap potong dari Australia.

Dalam waktu dua pekan ke depan, sapi-sapi tersebut sudah tiba di tanah air. Bulog telah mengundang sejumlah asosiasi pedagang daging sapi di pasaran tradisional untuk bekerjasama menyalurkan daging sapi ke masyarakat.

Dengan begitu, Bulog tidak bekerja sendiri dalam menjual daging sapi lagi. Nantinya para pedagang akan membeli pasokan daging sapi dari Bulog. “Nanti kita sepakat dengan pedagang daging sapi untuk menetapkan harga tingkat konsumen yang tidak boleh dijual lebih dari Rp 100.000 per kg,” ujar Wahyu.

Asnawi, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) menyambut baik keputusan pemerintah mengalihkan izin impor sapi ke Bulog. Menurutnya, pedagang berkepentingan menjaga pasokan daging sapi lokal maupun impor. Bila pemerintah mengabulkan permintaan importir untuk membuka keran impor, harga daging akan sulit stabil sebab selama ini para importir terbukti gagal menjaga kestabilan harga.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar