Jakarta. Ekonomi Indonesia nampaknya masih terbekap kabar buruk. Terbaru, Bank Pembangunan Asia atawa Asian Development Bank (ADB) memangkas lagi prediksi pertumbuhan ekonomi kita tahun ini dari 5,5% menjadi 4,9%.
Deputi Direktur ADB untuk Indonesia Edimon Gintin bilang, pemangkasan proyeksi ekonomi lantaran mesin ekonomi indonesia tak sekuat harapan. Efek ekonomi eksternal, jatuhnya harga komoditas, sulitnya ekspor jadi pemicu.
Saat bersamaan, pengeluaran pemerintah dan investasi juga masih jauh dari harap. “Dua mesin ini masih tertahan,” ujar Edimon, dalam publikasi tahun ADB Outlook 2015 Update, Selasa (22/9). Riset KONTAN menyebut, awal September ini, total belanja APBNP 2015 baru 55%, lebih mini dari kinerja September 2014 yang sebesar 66,1%.
Jika realisasi belanja modal tahun ini bisa 80%-85%, kata ADB, daya dorong ekonomi paruh kedua tahun ini bakal besar. Proyeksi ADB, pertumbuhan ekonomi semester dua bisa ke 5,2%, naik dari proyeksi semester 4,7%.
Setali tiga uang, bank sentral jauh-jauh hari juga menunjukkan proyeksi pesimistis. BI melihat, ekonomi Indonesia baru akan memasuki fase tenang setelah semester II 2016. Pemerintah pun juga sudah memangkas proyeksi ekonomi tahun ini hanya 5,25 dan tahun depan hanya 5,3% saja.
Olengnya ekonomi Indonesia tahun ini jauh-jauh hari memang sudah diperkirakan. Ketidakpastian Bank Sentral Amerika atau The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dalam menaikkan suku bunganya, pelemahan ekonomi China menyandera ekonomi Indonesia.
Kondisi ini pula yang membuat pemerintah bergegas membuat paket penyelamatan ekonomi, yakni paket September I. Hanya saja, paket tersebut nampaknya belum mampu mendongkrak kepercayaan publik. Performa ini nampak di pasar keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semisal masih diwarnai dengan aksi jual para investor asing. Hot money terus keluar. Net sell di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun hingga kemarin (22/9), tercatat mencapai Rp 11,42 triliun.
Kondisi ini diperparah dengan minimnya arus dana masuk atau capital inflow. Catatan bank indonesia, periode JanuarI 2015-September 2015, capital inflow hanya Rp 40 triliun, anjlok dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai sebesar Rp 170 triliun
Ini pula yang membuat rupiah tak kunjung menguat. Kemarin kurs rupiah di pasar spot merosot 0,45% ke level Rp 14.551, terkikis 17,46% sejak penutupan tahun 2014. Di kurs tengah BI posisi rupiah tergerus 0,24% di level Rp 14.486 per dollar AS, level ini sudah menyusut 16,44% sejak akhir tahun 2014 lalu.
Efek pelemahan rupiah pun sudah mengepret ke sektor riil. Sejumlah perusahaan, utamanya yang mengandalkan bahan baku impor mulai menjerit atas kenaikan ongkos produksi.
Pemutusan hubungan kerja juga mengancam. “PHK bisa sampai 600.000 sampai akhir tahun jika ekonomi tidak membaik,” ujar Sanny Iskandar, Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI).
Industri otomotif, salah satu sektor yang paling terpengaruh penguatan dollar AS juga terpukul penguatan dollar AS juga terpukul. Saat dollar bertengger di posisi Rp 13.000, perusahaan otomotif sudah mengurangi jam kerja dengan meniadakan lembur lantaran produksi turun. Apalagi, jika rupiah menyentuh Rp 15.000. “Dulu maximum overtime, sekarang minimun overtime,” kata Warih Andang Tjahjono, Vice President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kepada KONTAN, Selasa (22/9).
Trian Fathria, Research and Analyst Division Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menilai, rupiah bisa tertolong jika paket jilid II lebih baik serta menjawab kebutuhan pelaku pasar keuangan.
Setali tiga uang, harapan pengusaha, pemerintah segera membuat kebijakan nyata. Utamanya di paket ke dua September ini.
Mendongkrak daya beli lokal agar ekonomi tumbuh jadi harapan. Pemangkasan pajak, dan penurunan harga BBM bisa jadi solusi nyata.
Realisasi Penerimaan Pajak (Triliun Rp)
Data per 31 Agustus 2015
| Jenis | Target 2015 | Realisasi | % | |
| 31 Agu’14 | 31 Agu’15 | |||
| PPh Non Migas | 629,84 | 293,25 | 321,00 | 9,46 |
| PPN dan PPnBM | 576,47 | 246,89 | 237,19 | -3,93 |
| PBB | 26,69 | 1,21 | 0,66 | -45,18 |
| Pajak Lainnya | 11,73 | 3,93 | 3,40 | -13,34 |
| PPh Migas | 49,53 | 59,44 | 36,02 | -39,14 |
| Total Pajak | 1294,26 | 601,71 | 598,27 | -92.40 |
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar