Asap Membekap Ekspor Indonesia

indexKabut asap bisa memicu pemboikotan produk Indonesia di era pasar bebas.

JAKARTA. Efek pembakaran hutan terus menjalar ke mana-mana. Yang terbaru: aksi boikot penjualan tisu oleh sejumlah peritel lantaran ada dugaan produk tersebut dihasilkan oleh perusahaan yang menyebabkan kebakaran hutan dan menebar asap.

Jaringan supermarket seperti NTUC FairPrice, Sheng Siong, Prime Supermarket, Dairy Farm Group (7-Eleven, Cold Storage, Giant), Ikea, Unity Pharmacy, dan Waton menurunkan tisu produksi perusahaan-perusahaan Indonesia yang dituding menjadi penyebab kebakaran hutan.

Aksi ini dilakukan pasca Singapore Environment Council (SEC) mencabut sementara sertifikat hijau. Salah satunya ke Universitas Sovereign Trading yang menjadi distributor Asian Pulp & Paper (APP) di Singapura. Selain APP, empat perusahaan lain juga dituding menjadi sebab kebakaran hutan dan menguarkan asap.

Jika Pemerintah Indonesia tak segera beraksi, bukan hal mustahil, aksi boikot ini akan menyebar lebih luas. Tak hanya Singapura tapi negara lain. “Jika tudingan ini dibiarkan akan merembet pemboikotan produk lain asal Indonesia yang berbasil hasil hutan,” tandas Managing Director Sinar Mas Group Holding Gandi Sulistyanto kepada KONTAN (8/10).

Menurut orang kepercayaan taipan Eka Tjipta Wijaya ini, jika aksi boikot saat ini kertas, bukan mustahil merembet ke industri kelapa sawit, mebel, karet dan banyak lagi. “Bisa-bisa, ekspor produk industri berbahan baku hasil hutan kena tuduh semua,” ujar Gandi.

Padahal, kata dia mustahil bagi APP membakar hutan lantaran bahan baku produk APP dari hutan. Sulis yakin bahwa ada upaya penggiringan opini untuk menyalahkan APP. “Ini opini yang menyesatkan!” ujarnya geram.

Gara-gara ini pula, Sinar Mas Grup dirugikan. Ekspor mereka di Singapura menjadi tersendat. Efek bakal semakin menohok APP bila aksi ini merambat ke negara lain dan produk hasil hutan lain. Padahal, saat ini, industri kertas Indonesia adalah terbesar kelima dunia. Dengan kapasitas produksi 12,9 juta ton per tahun dan utulitasnya 10,4 juta ton, ekspor kertas capai US$ 5,6 miliar di tahun 2014.

Makanya, dalam surat elektronik ke KONTAN, Suhendra Wiriadinata, Direktur APP mengatakan, siap mengundang otoritas Singapura berkunjung ke APP untuk melihat proses produksi mereka. Masalah pembakaran hutan memang menjadi masalah pelik. “Kini pemerintah Indonesia dan Singapura tengah menyelidikinya,” ujar dia.

Sayang, pelaku industri kelapa sawit Tanah Air belum bersedia memberikan komentar atas pemboikotan ini. “Yang terkena industri kertas, sawit tidak,” uajr Togar Sitanggang, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

Adapun industri mebel dan kerajinan berharap dampak kebakaran hutan tak menyebabkan negara tujuan ekspor kian selektif memeriksa produk asal Indonesia. “Kami ini produk hilir, tak terkait dengan kebakaran hutan,” ujar Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Soenoto. Hingga kini, ekspor ke sekitar 120 negara tak ada hambatan.

Tak ada jalan lain, pemerintah Indonesia harus segera bertindak memadamkan api kebakaran hutan dan menindak tegas para pelaku pembakar hutan.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar