Pasar Kecewa dengan Kinerja Emiten

23Kinerja emiten saham Indonesia di bawah ekspektasi investor

JAKARTA. Ketika bursa menguat mulai awal bulan ini sampai akhir pekan lalu, seorang manajer investasi asal Eropa memperingatkan gejala lead cat bounce. Peringatan itu mulai tampak.

Mulai awal pekan ini, bursa kehabisan tenaga. Bahkan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 2,97% ke 4.472,02.

Memang, pada 13 Oktober, IHSG sempat anjlok 3,19%. Meski lebih rendah, penurunan IHSG kemarin diikuti penjualan bersih asing alias net sell lebih tinggi, mencapai Rp 998,81 miliar.

Penyebabnya ada dua. Pertama, kinerja keuangan emiten kakap mengecewakan. Gara-gara fundamental keuangan emiten lemah, IHSG tergantung pada keputusan The Fed di Amerika. Alhasil, “Kali ini bursa kena cakar The Fed,” kata manajer investasi asal Eropa, itu, kemarin.

Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo melihat kinerja emiten saham memang sedang kacau. Sekitar lima sampai tujuh emiten blue chipstak ada yang di atas ekspektasi pasar. Satrio contohkan laba per saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Rp 92,07. Padahal ekspektasinya Rp 900.

Setiawan Effendi, analis Phintraco Securities mengungkapkan hal senada. Kinerja emiten sejauh ini masih bisa dibilang positif. Hanya, pertumbuhan tidak sekencang sebelumnya. Sentimen kinerja ini memperkuat sinal penurunan dari sisi teknikal, setelah IHSG naik kencang.

Tapi, penurunan indeks saat ini masih dalam taraf sehat. “Bisa dilihat dari pergerakannya kalau indeks sempat ke 4.100, bisa kembali lagi ke 4.500,” tandas Setiawan.

Unsur profit taking investor juga bisa menjadi biang kerok anjloknya bursa. “Saham bank pelat merah telah naik hingga 30% dalam sebulan,” tunjuk Kepala Riset OSO Securities Supriyadi. Selain itu, pemodal juga mengantisipasi kenaikan fed rate.

Tapi, menurut Satrio, rencana kenaikan suku bunga The Fed tak masalah. Kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan, rupiah menguat ke Rp 13.652. “Kalau rupiah tidak goyah, masalahnya bukan The Fed,” ujar Satrio.

Ia melihat aksi fund manager melakukan rebalancing portifolio. Menurutnya, beberapa fund manager membuang saham lain lalu membeli saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). Sebab, saham ini memegang kapitalisasi pasar terbesar, yakni Rp 426 triliun atau berbobot 9% terhadap IHSG. Sehingga fund manager merasa harus memiliki HMSP.

Satrio memperkirakan, IHSG akan tutup tahun di 4.800 0 4.950. menurutnya, support IHSG berada di 4.270. Apabila tak merobek pertahanan itu, IHSG terus menanjak hingga penghujung 2015.

Supriyadi optimistis, akhir tahun IHSG beraa di posisi 4.800 – 5.100. Asalkan, belanja infrastruktur mampu terserap di atas 85% pada akhir tahun.

Menurut Setiawan, jika melanjutkan pelemahan, indeks bakal ke 4.368. Bisa juga indeks kembali ke level aman, sekitar 4.500. Apalagi, ketika ada window dressing pada akhir tahun.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: