Wismilak Dongkrak Harga agar Bisnis Tetap Ngebul

JAKARTA. Kenaikan tarif cukai rokok yang berlaku mulai awal tahun 2016 membuat perusahaan rokok mulai mengatur siasat untuk menaikkan harga juak kepada konsumen. Maklum, kenaikan tarif cukai rokok membuat biaya produksi rokok naik. Agar margin pengusaha tidak ikut tergerus, produsen rokok bersiap menaikkan harga jual.

Surjanto Yasaputera, Sekretaris Perusahaan PT Wismilak Inti Makmur Tbk menyebutkan, saat ini mereka sedang menyusun rencana kenaikan harga rokok pasca kenaikan tarif cukai rokok diberlakukan pemerintah. Sebagaimana diketahui, Kementerian Keuangan telah menaikkan target cukai rokok 11% yang berlaku awal Januari 2016.

Mengenai besaran nilai kenaikan harga pokok produk Wismilak Inti Makmur tersebut, Surjanto bilang belum mau membukanya kepada public. “Saat ini manajemen masih membahas dan menghitung besaran kenaikannya,” kata Surjanto kepada KONTAN, Selasa (13/1).

Perlu diketahui saja, kenaikan harga rokok biasanya dilakukan industry rokok secara bertahap. Pada tahun lalu, beberapa pelaku industry rokok menaikan harga secara bertahap ini agar konsumen rokok tidak kaget dan tetap setia.
Surjanto menjelaskan, sejatinya mereka tak ingin menaikkan harga jual rokok. Namun karena beban cukai terlalu besar, mau tak mau mereka harus menaikkan harga agar margin mereka tetap ada. Meski nanti ada kenaikan harga jual, Surjanto optimistis Wismilak Inti Makmur bisa mencetak rapor biru tahun ini. “Kami optimistis tumbuh di 2016,” jelas Surjanto.

Surjanto menjelaskan, secara pendapatan, penjualan mereka tahun ini akan naik sebesar 25% karena ada kenaikan harga jual. Adapun dari sisi volume, diperkirakan akan terjadi kenaikan penjualan rokok sebesar 15%.

Namun kenaikan penjualan itu bukan tanpa syarat. Surjanto menegaskan, salah satu syarat kenaikan penjualan rokok tahun tersebut adalah, adanya kenaikan daya beli masyarakat. Saat daya beli masyarakat membaik, target penjualan Wismilak tahun ini bakal tercapai.

Salah satu pengungkit daya beli ini diantaranya kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Saat belanja BBM lebih kecil, diharapkan belanja masyarakat untuk rokok bisa lebih besar tahun ini.

Garap proyek lama

Meski punya target mendongkrak penjualan, namun manajemen Wismilak Inti Makmur tak memiliki rencana menambah kapasitas produksi tahun ini. Surjanto bilang, tahun ini mereka hanya fokus melanjutkan rencana pelebaran lokasi produksi pelintingan rokok yang sempat tertunda pada tahun 2015 lalu.

“Kami alokasikan dana Rp 20 miliar untuk pelebaran gudang di Bojonegoro. Semoga ini bisa merealisasikan tahun ini,” jelas Surjanto. Gudang yang seyogianya terbangun tahun 2015 itu tertunda karena masalah perizinan.

Sebagai informasi, saat ini gudang atau warehouse Wismilak tersebut bisa memproduksi dan menampung sebanyak 1.000 karton rokok SKT per minggu. Untuk satu karton rokok SKT berisi 10.000 batang, maka daya tampung produksi warehouse tersebut mencapai 10 juta batang rokok per minggu.

Selain gudang di Bojonegoro, Wismilak juga memiliki warehouse di Surabaya yang bisa memproduksi rokok sebanyak 12 juta -17 juta batang rokok per minggu atau 832-844 juta rokok SKT per tahun. “Dengan adanya penambahan lokasi produksi rokok ini, kami bisa menambahkan 20% produksi menjadi 900 juta – 1 miliar batang rokok per tahun,” kata Surjanto.

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , ,

Tinggalkan komentar