
JAKARTA. Tekanan harga sejumlah bahan pangan menekan inflasi di awal tahun. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, tekanan harga sejumlah bahan pangan akan menyebabkan indeks harga konsumen (IHK) Januari 2016 naik.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, berdasarkan survey harga mingguan pekan kedua Januari 2016, IHK menunjukkan laju inflasi sebesar 0,75%. Tekanan harga khususnya terjadi pada komoditas hortikultura, seperti cabai dan bawang merah. Tekanan harga juga terjadi pada harga daging ayam dan telur ayam.
Agus bilang, tekanan harga pada daging ayam dan telur disebabkan karena adanya pembatasan impor yang dilakukan pemerintah pada Oktober dan November 2015. “Pada Oktober dan November tahun lalu ada pembatasan impor grandparent stock bibit, bukan day old chicken sehingga dampaknya terhadap harga,” katanya, Senin (18/1).
Larangan terhadap impor jagung pada 2015 juga mempengaruhi harga pakan ternak dan harga pemeliharaan ayam petelur, maupun pedaging. Sehingga efeknya adalah kenaikan harga daging dan telur ayam. Walau ada tekanan inflasi di awal tahun, namun BI tetap yakin target inflasi 2016 sebesar 4% plus minus 1% akan tercapai.
Pada Desember 2015, inflasi tercatat 0,96% (bulanan) dan 3,35% (tahunan). Tekanan inflasi rendah diyakini tetap akan terjadi tahun ini. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, asumsi inflasi yang dipakai pemerintah 4,7% (yoy)
Direktur Megawati Institute yang juga staf ahli Menteri Keuangan Arif Budimanta mengatakan, momentum tekanan inflasi rendah harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Selain membuka kemungkinan penurunan suku bunga acuan (BI rate) lebih besar, inflasi rendah juga telah menurunkan indeks kesengsaraan atau misery indeks.
Arif menyebutkan, pada tahun 2015 indeks kesengsaraan telah turun dibandingkan dengan tahun 2014. Jika pada 2014 angkanya mencapai 14,3, turun menjadi 11,07. Menurutnya, penurunan indeks tersebut selain disebabkan tekanan inflasi yang rendah juga disebabkan keberhasilan pemerintah menurunkan angka kemiskinan dari 11,22% pada Maret 2015 menjadi 11,13% pada September 2015.
Agar pembangunan nasional lebih terasa lagi, Arif meminta pemerintah benar-benar merealisasikan pembangunan infrastruktur 2016. “Pembangunan infrastruktur berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja, sehingga jumlah pekerja konstruksi naik,” kata Arif Budimanta, Selasa (19/1). Dia juga bilang, peningkatan dana desa diharapkan bisa menjadi stimulus bagi ekonomi nasional tahun ini.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar