Jakarta. Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah serius dalam menyelesaikan persoalan dwelling time atawa jangka waktu bongkar muat di pelabuhan yang selama ini masih membebani dunia usaha. Presiden berjanji pelayanan dwelling time akan ditingkatkan menjadi tiga hari pada April 2016.
Pada Januari kemarin, proses dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok masih berkisar 4,7 hari. Masa bongkar muat itu masih kalah jauh ketimbang Negara ASEAN lain seperti Singapura yang hanya memakan waktu satu hari dan Malaysia yang dua hari.
Menurutnya, Indonesia seharusnya sudah bisa bersaing dengan Negara-negara lain di asia tenggara terkait dengan pelayanan di pelabuhan. “Saya ingin mendekati angka yang saya targetkan, bulan ini atau bulan depan Insya Allah sudah tiga hari,” kata Presiden Jokowi ketika meresmikan Pusat Logistik Berikat (PLB) PT Cipta Krida Bahari di Jakarta, Kamis (10/3). Dengan waktu dwelling time tiga hari, lanjut dia, maka efisiensi akan semakin terlihat di pelabuhan.
Agar target tersebut terealisasi dengan cepat, Presiden minta Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli agar tak ragu-ragu lagi mencontoh sistem yang diterapkan oleh Singapura dan Malaysia. Menurutnya, jika Negara tetangga bisa melakukannya, Indonesia yang memiliki sumber daya yang lebih besar seharusnya bisa melakukan hal serupa. “Orang kita enggak kalah pintar,” tegas Presiden.
Menurut Presiden, persoalan dwelling time yang tidak terselesaikan akan berdampak pada tingginya biaya logistic sehigga melemahkan daya saing pengusaha lokal dengan pengusaha Negara lain. Terutama di saat perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti saat ini.
Siap Copot Menteri
Jokowi mengungkapkan, bahwa ia juga tidak akan ragu untuk mencopot para pembantunya jika target tersebut tidak mampu dipenuhi.
“Jangan sampai ada korban lagi (karena) masalah dwelling time, saya tidak main-main dengan masalah ini,” tutur Presiden.
Presiden Jokowi bercerita, tahun lalu dia memutuskan mencopot menteri lantaran gagal memenuhi target untuk meningkatkan pelayanan bongkar muat di pelabuhan. Ketika itu, di tahun lalu, dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta masih mencapai tujuh hari.
Menurut Jokowi, saat itu dia meminta peningkatan dwelling time menjadi enam hari. Namun “saya tunggu enam bulan tidak ada perubahan. Akhirnya, ada menteri yang saya copot,” katanya.
Sekadar meningkatkan, dalam reshuffle jilid pertama pada Agustus 2015 lalu, menteri yang dicopot yakni Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Adrinof Chaniago, serta Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Indroyono ditugasi mempersingkat dwelling time.
Selain itu, Tedjo Edhy Purdijatno Selaku Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan turut lengser. Begitu pula Sofyan Djalil yang posisinya digeser dari Menteri Koordinator Perekonomian menjadi Kepala Bappenas.
Sumber: KONTAN
pajak@pemeriksaanpajak.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar