
JAKARTA. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2016 diperkirakan kembali defisit. Arus modal asing yang masuk di awal tahun, belum cukup untuk menutup defisit transaksi berjalan atawa current account defisit (CAD).
Bank Indonesia (BI) mencatat, arus modal asing (capital inflow) yang masuk ke pasar keuangan Indonesia hingga pertengahan Maret 2016 akan mendaki. Gubernur BI Agus Martowardjo bilang, hingga pertengahan maret 2016 arus modal asing yang masuk Rp 46 triliun. Jumlah itu naik dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 44 triliun.
“Ini menunjukkan optimism dunia kepada Indonesia,” kata Agus, akhir pekan lalu. Aliran modal itu mendorong penguatan nilai tukar rupiah. BI mencatat per Februari 2016, nilai tukar rupiah menguat 3,09% year-to-date menjadi Rp 13.372 per dollar AS.
Surplus neraca perdagangan selama dua bulan pertama 2016 sebesar US$ 1,12 miliar juga akan memberikan sumbangan positif ke CAD. Namun, Agus melihat, surplus itu tidak berlanjut di bulan berikutnya. Prediksi itu merujuk ke kondisi ekonomi dunia yang belum betul-betul pulih.
Harga komoditas ekspor masih akan mengalami penurunan. Selain itu harga minyak mentah dunia pada tahun ini masih tergolong rendah.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung bilang, harga sejumlah komoditas ekspor utama RI tahun ini akan turun sekitar 10%. Pembengkakan CAD juga terjadi karena neraca jasa tertekan. Juga memproyeksikan CAD pada tiga bulan pertama 2016 di kisaran 2,6-2,7% dari Produk Domestic Bruto (PDB).
Proyeksi CAD itu melebar dibandingkan kuartal keempat tahun lalu yang sebesar 2,39% dari PDB atau US$5,1 miliar. Angka itu juga lebih tinggi daripada realisasi di kuartal pertama 2015 yang sebesar 1,8% dari PDB atau US$ 3,8 miliar.
Prediksi Ekonom BCA David Sumual, NPI kuartal I 2016 sedikit defisit. Transaksi modal dan financial akan surplus, namun belum mampu menutup CAD. “Saya piker NPI defisit US $ 1 miliar – US$ 2 miliar,” ungkapya. Dia memperkirakan CAD kuartal I aka nada di kisaran 2,5% dari PDB.
CAD berasal dari defisit neraca jasa dan defisit pendapatan primer akibat banyaknya pendapatan investasi yang keluar, termasuk bunga utang dan pembayaran dividen. David berharap, investasi asing langsung (FDI) bisa naik.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar