
JAKARTA – Inflasi saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi pemerintah. Pasalnya, kenaikan harga yang terjadi pada berbagai sektor dapat menurunkan daya beli masyarakat yang berdampak pada penurunan angka pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowadjojo, selama ini inflasi adalah salah satu penyebab dari kemiskinan masyarakat. Kenaikan bahan pangan adalah salah satu penyebab utama dari terjadinya inflasi.
“Inflasi itu jahat dan menggerogoti pendapatan riil masyarakat. Masyarakat miskin menjadi tambah miskin,” kata Agus dalam acara apresiasi kinerja program pengendalian inflasi di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Senin (25/4/2016).
Selain berdampak langsung terhadap kemiskinan, inflasi ini juga berdampak terhadap ketidakpastian investasi bagi para investor. Padahal, saat ini Indonesia sangat membutuhkan investasi untuk membangun berbagai proyek infrastuktur.
“Mengapa inflasi yang perlu dijaga? Karena tidak dapat memberikan kepastian investasi. Kemudian karena biaya yang tinggi dunia usaha juga tidak dapat berkembang,” ungkap Agus.
Akibat Inflasi, Agus melanjutkan, masyarakat juga akan sulit untuk mendapatkan barang kebutuhan pokok. Sebab, dengan adanya isu keuangan harga, maka masyarakat akan melakukan penimbunan terhadap berbagai bahan kebutuhan pokok.
“Lalu ada penimbunan karena khawatir harga akan naik. Ini tentunya harus diatasi,” kata Agus.
Untuk itu, kata Agus, butuh sinergi antara BI, Kementerian Pertanian (Kementan), dan pemerintah daerah agar dapat mengendalikan inflasi. Dengan begitu, maka target inflasi pada tahun 2016 dapat tercapai.
“Selama ini telah terjalin kerjasama yang baik BI dengan Kementan dan pemerintah daerah. Sehingga kami percaya bahwa target inflasi tahun 2016 sebesar 4 persen plus minus 1 persen dapat tercapai,” tukas Agus.
Sumber: okezone.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar