Hati-hati lonjakan harga sepanjang akhir tahun

Hati-hati lonjakan harga sepanjang akhir tahun

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Juli 2016 sebesar 0,69%. Inflasi Juli 2016 lebih tinggi dibandingkan Juni 2016 sebesar 0,66%, karena pengaruh musim Lebaran yang lebih kuat. Berdasarkan data BPS, laju inflasi Juli 2016 ini menjadi yang terendah sepanjang lima tahun terakhir.

Dengan angka ini maka inflasi sepanjang tahun 2016 atau year to date sudah mencapai 1,76% dan inflasi tahunan atau year on year pada level 3,49%. Kepala BPS Suryamin mengatakan, pengaruh arus balik dan arus mudik cukup signifikan mempengaruhi kenaikan harga. Contohnya pada tarif angkutan kota dan tarif angkutan udara, sehingga berdampak pada inflasi.

Pada Juli 2016 seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, tertinggi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,22%. Setelah itu kelompok bahan makanan 1,12%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,54%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,24%, kelompok sandang 0,44%, kelompok kesehatan 0,37%, dan  kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,51%.

Walau inflasi Juli 2016 menjadi inflasi terendah selama lima tahun terakhir dan puncak inflasi 2016 sudah terlewati, BPS mengingatkan pemerintah agar tetap waspada dan berusaha keras mengendalikan fluktuasi harga terutama pada akhir tahun. Inflasi akhir tahun biasanya tinggi karena bertepatan dengan  libur Natal dan tahun baru.

Belajar dari pengalaman tahun 2015, libur menyebabkan aktifitas perjalanan masyarakat meningkat sehingga terjadi kemacetan. Hal ini akan mendorong inflasi, terutama harga tarif angkutan udara dan antar kota. “Pada Juli 2016, tarif angkutan udara naik paling tinggi 11,02%,” kata Suryamin, Senin (1/8). Sementara tarif angkutan antar kota naik 10,53%.

Inflasi di bawah 4%

Selain kenaikan tarif angkutan, Bank Indonesia (BI) melihat gejolak harga pangan masih menjadi tantangan inflasi tahun ini. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, walau harga pangan di beberapa daerah terkendali, di sebagian daerah lain mengalami kenaikan yang tinggi.

BPS mencatat dari 82 kota yang disurvei, sebanyak 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan (Bangka Belitung) 2,34%, dan terendah di Gorontalo 0,06%. Deflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,10% dan terendah di Maumere 0,05%.

BI optimistis inflasi sepanjang tahun ini di bawah 4%. “Itu kondisi yang baik,” kata Agus, Senin (1/8). Dengan inflasi rendah, peluang pelonggaran moneter masih ada,  dengan tetap memperhatikan ekonomi dunia dan nasional.

Pertumbuhan ekonomi dunia terkoreksi lebih rendah, harga komoditi bergejolak, konflik geopolitik, pengungsian dan terorisme. Untuk mempersiapkan strategi mengendalikan inflasi, pada Rabu- Kamis, 3 dan 4 Agustus 2016 pekan ini akan digelar rapat kordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh 14 menteri dan 250 pimpinan daerah.

 

Sumber : KONTAN

Penulis : Adinda Ade Mustami, Asep Munazat Zatnika

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar