Semester I-2016, Penjualan Bakrie Sumatera Turun 28%

JAKARTA. Bisnis Kelapa Sawit dan karet PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk masik suram tahun ini. Sampai semester I-2016, kinerja penjualan perusahaan turun hingga 28% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 770,53 miliar.

Penurunan nilai penjualan ini disebabkan dua factor. Pertama, akibat harga jual minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang terdiskon dari pembeli. Maklum, selama ini, emiten berkode UNSP ini menjual hasil produksinya kepada peusahaan eksportir CPO yang harus membata pungutan dana ekspor CPO (CPO Fund). Apalagi, CPO prodksi perusahaan yan dijual masih dalam bentuk mentah sehingga biaya pungutan CPO Funf cuup tinggi, yakni US$ 50 per metrik ton.

Kedua, seperti halnya perusahaan kelapa sawit lainnya, Bakrie Sumatera juga mengalami masalah produksi akibat kemarau panjang atau El Nino tahun lalu. Sebagai gambaran, penjualan Bakrie Sumatera berasal dari sawit menyusut 30% menjadi R 561,30 miliar. Penjualan karet juga merosot 23% menjadi Rp 214,21 miliar.

Berdasarkan wilayah pemasarannya, penjualan domestic menyumbang Rp 615,21 miliar atau 21% terhadap total penjualan Bakrie Sumatera. Sisanya berasal dari ekspor.

Seiring dengan penurunan penjualan, Bakrie Sumatera pun menderita rugi Rp 62,92 miliar. Meski demikian,perusahaan itu berhasil menekan angka rugi dari Rp 180,75 miliar pad periode yang sama tahun lalu.

Direktur Hubungan Investor Bakrie Sumatera Andi W. Setianti menjelaskan, meskipun harga CPO global terkerek ada tahun ini dan berhasil menembus US$ 750 pada Mei lalu,hal itu tak mampu dimanfaatkan dengan baik karena pasokan CPO juga berkurang. Selai itu, pemangkasan harga jual CPO dari perusahaan pembeli memperburuk kondisi tersebut.

Saat ini, Bakrie Sumatera memasok CPO kepada eksportir lain, seperti PT Multimas Nabati Asahan, PT Wilmar Nabati Indonesia, dan PT Musim Mas. “Eksportir tersebut membebankan CPO Fund dan bea keluar kepada perusahaan kami,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (1/8).

Meski begitu, Andi masih optimis mengejar target penjualan Rp 2 triliun di paruh kedua tahun ini. Sebab, dari pengalaman selama ini, puncak penjualan biasanya terjdi di kuartal akhir.

Sumber : Harian Kontan 3 Agustus 2016

Penulis : Adisti Dini Indreswari

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar