Kredit Bank Tertekuk Kelesuan Ekonomi

Hasil gambar untuk kredit perbankanJAKARTA – Upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi makin berat. Kredit perbankan yang diharapkan menjadi salah satu mesin untuk menggerakkan ekonomi justru makin kehilangan tenaga.

Padahal, pelbagai kebijakan untuk melonggarkan penyaluran kredit sudah ditelurkan. Toh, kredit masih sulit mengalir deras. Malah kian pelan.

Hingga Agustus 2016, kredit perbankan cuma tumbuh 6,65% menjadi Rp 4.177,31 triliun. Ini pula yang melunturkan optimisme Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Wasit sektor keuangan ini pun akhirnya menurunkan target pertumbuhan kredit tahun ini.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad bilang, target pertumbuhan kredit 11%-12% sesuai rencana bisnis bank (RBB) suli tercapai. “Pencapaian kredit di bawah target RBB. Kami sesuaikan di kisaran 6%-7%,” tutur Muliaman.

Proyeksi tersebut tidak jauh dari perkiraan Bank Indonesia (BI) yang menebak kredit perbankan akan tumbuh 7%-9%. Lebih rendah dari tahun lalu yang tumbuh 10,4%.

Menurut Muliaman, ada tiga faktor yang membuat penyaluran kredit tertekan. Yakni, lesunya pertumbuhan ekonomi, pelunasan kredit lebih awal, serta besasrnya pencadangan guna menjaga rasio kredit macet atau non performing loan (NPL). Saat ini, rasio NPL bank berkisar 3,2%.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menambahkan, permintaan kredit masih lemah karena perlambatan ekonomi belum berhenti. Alhasil, korporasi menahan diri mengajukan kredit. Hitungan BI, per September 2016, kredit makin melambat yakni tumbuh 6,5%. “Lebih rendah dari pertumbuhan Agustus 2016,” kata Juda, Kamis (20/10).

Dia memprediksi, permintaan kredit akan mulai naik di November-Desember karena bank mengejar target. Dari prediksi pertumbuhan kredit 7%-9%, BI memperkirakan realisasinya ada di kisaran 8%.

Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menyebut daya beli yang lemah dan banyaknya pelunasan kredit di awal membuat penyaluran kredit bank melambat. BCA sendiri memprediksi kredit hanya naik 6% tahun ini. Per Agustus 2016, BCA membukukan pertumbuhan kredit 6,38%.

Setali tiga uang, Direktur Utama Bank Pan Indonesia (Panin) Herwidayatmo menambahkan, lesunya kredit terjadi di semua segmen. Ini pula yang menyebabkan, kredit bank tumbuh lebih seret.

Permintaan kredit yang lemah juga menjadi pertimbangan Bank Mandiri menurunkan target pertumbuhan kredit tahun ini. Jika semula, Bank Mandiri menargetkan kredit naik 13%-14%, kini hanya 10%-11%. “Namun, kami tetap tumbuh dua digit,” tutur Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri.

Penulis: Marshall Sautlan, Nina Dwiantika

Sumber:  Harian Kontan, 21 Oktober 2016

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , ,

Tinggalkan komentar