Awal tahun ini, kinerja semua pos penerimaan bea cukai gagal mencapai target.
JAKARTA. Realisasi penerimaan negara dalam dua bulan pertama 2015 jauh pangan dari api. Tidak hanya penerimaan pajak yang seret, penerimaan bea cukai pun letoi.
Realisasi penerimaan bea cukai dari awal tahun hingga 28 Februari 2015 hanya Rp 22,55 triliun, jauh dari target periode ini sebesar Rp 32,5 triliun. Jumlah ini hanya 11,57% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar Rp 194,99 triliun. Di dua bulan pertama tahun 2014, penerimaan bea cukai mencapai Rp 28,66 triliun.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan cukai Oza Olavia mengatakan, terjadi penurunan pada semua pos yaitu bea keluar, bea masuk, dan cukai sehingga meleset dari target. Penerimaan yang meleset terjauh di pos cukai, hanya mencapai Rp 17,31 triliun dari target Rp 24,29 triliun. “Cukai itu fluktuatif. Awal tahun memang biasanya turun,” ujar Oza, Rabu (11/3).
Realisasi cukai tahun lalu sangat bagus, sebesar Rp 21,42 triliun karena terpengaruh pemilihan umum (pemilu). Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meyakini penerimaan cukai semakin tumbuh pesat pada bulan-bulan berikutnya terlebih menjelang musim lebaran.
Terimbas global
Sedangkan realisasi penerimaan bea keluar hanya Rp 544,75 miliar, dari target Rp 2,01 triliun. Penyebabnya, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) masih di bawah US$ 750 per ton, sehingga terbebas dari pengenaan bea keluar. Penerimaan dari sektor mineral dan batubara juga terbatas karena larangan ekspor ore.
Ekonomi global yang dalam tren melemah akan terus menekan harga komoditas seperti CPO. Oleh karena itu, target penerimaan bea keluar tahun ini sebesar Rp 12,05 triliun di APBNP 2015 diperkirakan bakal sulit tercapai.
Di pos bea masuk, realisasi penerimaan hanya Rp 4,7 triliun, dari target Rp 6,2 triliun. Ini merupakan imbas lesunya ekonomi global, sehingga memperlambat aktivitas impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor Januari 2015 turun hingga 15,59% menjadi US$ 12,59 miliar bila dibanding periode sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan, anjloknya setoran cukai tahun ini hanyalah fenomena dua bulan pertama saja. Kondisi ini selalu terjadi setiap tahun. Soalnya, setoran cukai pada Januari sudah dibayarkan pada Desember.
Bambang masih optimistis bisa mencapai target penerimaan cukai tahun ini. Pungutan dari rokok akan tetap menjadi motor utama penerimaan bea cukai.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar