Harga Properti dan Tarif Hotel Merosot

listinggallery_20120303153215000000

JAKARTA. Kelesuan bisnis properti bukan isapan jempol belaka. Berdasarkan Survei Perkembangan Properti Komersial Bank Indonesia (BI), harga jual properti, khususnya jenis kondominium (apartemen hak milik), di Jabodetabek menurun tajam.

Bi mencatat, pada kuartal I-2015, harga jual kondominium di Jabodetabek turun 9,29% dibanding kuartal sebelumnya atau 7,4% dibandingkan setahun terakhir. Alhasil, kini harga jual rata-rata di kisaran Rp 21,5 juta per meter persegi (m2).

Riset BI menyebutkan, pemicu penurunan harga ini akibat maraknya penjualan kondominium kelas bawah. Utamanya di wilayah pinggiran Jakarta seperti Bogor, Depok, Bekasi Jawa Barat.

Pasar properti sewa tak jauh beda. Kecuali perkantoran dan ruang konvensi, tarif sewa juga turun. Misalnya, kuartal I-2015, tarif sewa apartemen turun 5,11% dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, dibandingkan dengan periode sama tahun lalu naik 40,33% menjadi Rp 283.514 per m2.

Tiga bulan pertama tahun ini, tarif sewa ruang ritel juga turun 2,84% dibandingkan kuartal IV-2014, dan turun 0,59% jika dibandingkan dengan kuartal I-2014 menjadi rp 669.409 per m2 per bulan.

BI menyebutkan perlambatan dunia usaha, baik di pusat bisnis atau central business district (CBD), maupun non CBD, menyebabkan tingkat hunian turun. Ujungnya tarif sewa pun ikut turun.

Namun yang paling parah adalah perhotelan. Tarif sewanya anjlok 22,57% dibandingkan dengan kuartal IV-2014 meski masih naik 2,90% ketimbang kuartal I-2014 menjadi Rp 1,04 juta per malam. Sama dengan sektor ritel, penurunan tingkat sewa hotel juga dipicu oleh penurunan tingkat hunian.

BI menduga tingkat hunian turun karena berakhirnya musim liburan akhir tahun dan menurunnya kegiatan rapat instansi pemerintah di hotel. Akibatnya, rata-rata tingkat hunian hotel di wilayah terpadat ini hanya 54,04%.

BI juga menyebut penurunan tarif sewa hotel merupakan strategi pemasaran untuk mengerek tingkat hunian di tengah terbatasnya permintaan. Bukan hanya di jabodetabek, turunnya tarif sewa juga terjadi di kota lain.

Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy menilai, penurunan penjualan properti selama awal tahun ini sebagai buntut dari perlambatan ekonomi. “Pasar properti sewa seperti perkantoran dan ritel juga kena dampaknya,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (18/5).

Eddy meramalkan tren perlambatan properti masih terus berlanjut. Sebagai antisipasi, pengembang lebih berhati-hati membuat proyek baru, serta lebih berhati-hati mengerek harga jual.

Ishak Chandra, Managing Director Corporate Strategy and Services Sinar Mas Land, menyatakan, perusahaan ini lebih memilih menunggu situasi. Perusahaan ini ingin melihat lebih dahulu kondisi pasar properti domestik sebelum menentukan strategi bisnis. Apalagi pemerintah akan merilis batas pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) properti.

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar