JAKARTA. Pelemahan ekonomi global turut berimbas pada komoditas ekspor, salah satunya karet alam. PT Kirana Megatara, salah satu produsen karet terbesar di Indonesia mengklaim mengalami penurunan produksi pada semester pertama 2015.
Penurunan produksi itu lantaran berkurangnya permintaan pasar ekspor dan rendahnya pasokan karet alam dari para petani.
Pada paruh pertama tahun ini, yakni Januari-Juni 2015, produksi karet anak perusahaan Triputra Group ini hanya mencapai 180.000 ton, turun 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang bisa menembus angka 250.000 ton.
Penurunan produksi perusahaan karet yang berorientasi ekspor ini tak terlepas dari kurangnya pasokan karet di tingkat petani.
Martinus S. Sinarya, Presiden Direktur Kirana Megatara mengatakan anjloknya produksi karet perusahaan ini tak terlepas dari faktor ekonomi dunia yang tengah lesu sehingga permintaan karet mengalami penurunan dari kondisi normal.
Martin menunjuk China sebagai pasar ekspor utama karet Indonesia yang tengah mengalami kelesuan sehingga memangkas permintaan karet untuk kebutuhan idnsutri mereka. Menurutnya, keengganan China untuk meminta pasokan karet dalam jumlah besar berdampak pada peroduksi dan penjualan perusahaan.
“Sementara itu para petani karet sebagian besar beralih profesi karena penurunan harga karet yang berlangsung cukup lama, dan tidak menutup biaya hidup mereka,” ujar Martinus kepada KONTAN, Kamis (6/8).
Penurunan produksi ini membuat perusahaan juga terpaksa mengurangi waktu kerja di pabrik dari semula tiga shift menjadi dua shift.
Pada tahun ini, Kirana juga menurunkan target produksi 20% dari tahun lalu. Bila tahun 2014 produksi Kirana mencapai 500.000 ton, maka pada tahun ini ditargetkan hanya sekitar 400.000 ton. Martinus optimis, target itu bisa dicapai dalam lima bulan ke depan.
Pada bulan Juli ini produksi sudah mulai tampak ada perbaikan. Jika sebelumnya rata-rata produksi sekitar 30.000 ton ber bulan, maka bulan Juli lalu bisa mencapai 40.000 ton sehingga saat ini realisasi produksi sudah mencapai 220.000 ton.
Namun, Martinus mengaku masih dihantui fakta bahwa harga karet alam masih dalam level rendah yakni US$ 1,37 per kilogram (kg), lebih rendah dari bulan lalu yang sempat menyentuh angka US$ 1,6 per kg.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar