Penurunan Daya Beli Lemahkan Ekonomi RI

7Gara-gara inflasi, upah riil buruh tani dan bangunan Juli turun masing-masing 0,64% dan 0,85%.

JAKARTA. Kenaikan harga barang yang menyundut inflasi benar-benar menggerus daya beli masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, gara-gara inflasi, upah riil buruh tani dan buruh bangunan pada bulan Juli 2015 menurun.

BPS dalam laporannya, Selasa (18/8) menunjukkan upah riil buruh tani nasional turun 0,64% dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun upah buruh bangunan turun lebih dalam 0,85% dibanding Juni.

Penurunan upah riil buruh tani dan bangunan itu tak sebanding dengan kenaikan upah nominal yang didapat mereka. BPS mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Juli 2015 naik 0,24% dari Rp 46.458 pada Juni 2015 menjadi Rp 46.572 per hari pada Juli 2015.

Sementara upah nominal harian buruh bangunan, tukang bukan mandor pada Juli 2015 naik 0,07% dari Rp 80.237 menjadi Rp 80.293 per hari. “Tekanan inflasi di pedesaan menggerus upah riil,” ujar Deputi Bidang Statistik Produk Adi Lumaksono, kemarin.

Tak hanya itu saja, upah riil sejumlah profesi, seperti buruh potong rambut wanita turun 0,05%. Begitu juga dengan upah riil pembantu rumah tangga yang turun 0,76% pada Juli dibanding Juni 2015.

 

4Jaga Domestik

Ekonom Institute Development for Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, kenaikan harga barang menggerus upah riil buruh. Ini pula yang menyebabkan, daya beli juga longsor.

Daya beli yang longsor menyebabkan perlambatan ekonomi. “Padahal daya domestik menjadi satu-satunya cara Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini,” katanya.

Konsumsi domestik menjadi pendorong utama ekonomi karena Indonesia kesulitan memperbaiki kondisi ekstenal melalui peningkatan kepercayaan investor dan meningkatkan ekspor. Dengan begitu, penurunan daya beli ini membuat target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5-5,2% sulit tercapai.

Bahkan, Eko bilang, meski seluruh belanja modal mampu diakselerasi di semester kedua, target pertumbuhan ekonomi masih akan sulit tercapai. Sebab itu pemerintah perlu memperbaiki struktur ekonomi di sektor riil melalui penguatan sektor usaha mikto kecil menengah (UMKM). Selain permodalan, akses pasar juga perlu dibuka.

Penurunan daya beli tidak hanya membuat ekonomi makro melambat, juga telah menyentuh sektor industri. Menurut Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman, industri manufaktur terpaksa mengurangi tenaga kerja karena perlambatan ekonomi nasional yang membuat daya beli masyarakat menurun.

Permintaan masyarakat terhadap produk garmen telah turun sejak akhir tahun lalu karena sebagian besar masyarakat mengutamakan kebutuhan pokoknya. Melambungnya harga berbagai kebutuhan pokok memaksa sebagian besar masyarakat mengalokasikan dana yang lebih besar untuk berbelanja bahan pangan. “Belum lagi, biaya pendidikan saat ini sangat mahal,” ujar Ade.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, dalam tujuh bulan terakhir, sekitar 30.000-an pekerja dirumahkan sementara sebagian besar berasal dari sektor manufaktur, terutama garmen.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar