JAKARTA. Nilai tukar rupiah nyaris bertengger di posisi Rp 14.000 per dollar AS. Kemarin kurs tengah BI rupiah sebesar Rp 13.838 per dollar AS, turun dari Rp 13.824. Bank Indonesia (BI) berjanji akan melakukan operasi moneter di pasar uang rupiah maupun pasar uang valuta asing (valas) demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka waktu pendek.
Operasi moneter ini dilakukan melalui penguatan pengelolaan likuiditas rupiah di pasar uang, penguatan pengelolaan suplai dan permintaan valuta asing, serta penguatan cadangan devisa. “Kalau hanya intervensi, (nilainya) terlalu besar. Maka kami gunakan instrumen atau bauran lain yang berjalan bersamaan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, kemarin.
Di pasar uang rupiah, BI juga membeli surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder dengan tetap memperhatikan suplai SBN untuk dana yang masuk (inflow). Bahkan, BI menggelar operasi pasar terbuka (OPT) guna mengalihkan likuiditas harian ke tenor yang lebih panjang dengan mengubah mekanismen lelang reverse repo (RR) SBN dan sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI) dari variable rate tender menjadi fixed rate tender. Untuk RR SBN, BI memperpanjang tenor dengan menerbitkan RR SBN tiga bulan. Sementara untuk SBI, BI memperpanjang tenor dengan menerbitkan SDBI tenor enam bulan.
Ekonomi Bank BCA, David Sumual menyatakan, berbagai upaya BI ini bisa menjaga stabilitas rupiah dalam jangka pendek. Menurutnya, ketidakpastian atas kebijakan kenakan suku bunga acuan Bank Sentral AS terus meningkat. “Indonesia pernah ada pengalaman tahun 2008 dan 2009. Daripada krisis terjadi baru dilakukan, lebih baik antisipasi dari sekarang,” kata David.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar