JAKARTA. Untuk meredam harga daging yang masih mahal, Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan penjajakan impor ke 11 perusahaan sapi asal Australia. Ini menyusul datangnya lampu hijau impor oleh Kementerian Perdagangan (Kemdag).
Rencananya, Bulog akan impor 50.000 ekor sapi. Dari 11 perusahaan itu, Bulog sudah menandatangani kontrak dengan tiga perusahaan asal Australia untuk mengirim 8.000 ekor sapi siap potong tahap pertama yang akan dilakukan pada awal September 2015. Rencananya, sekali dua minggu, Bulog akan mendatangkan 8.000 ekor atau lebih sesuai kebutuhan.
Atas impor 50.000 ekor sapi, Bulog mengaku telah menyiapkan dana sebesar Rp 900 miliar hingga Rp 1 triliun yang diambil dari kas internal perusahaan ini.
Saat ini, bulog memiliki kas sekitar Rp 3,8 triliun. Kas internal ini antara lain berasal dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun sudah masuk kas Bulog sejak awal Agustus lalu.
Bulog juga mengaku tak akan kesulitan keuangan lantaran memiliki peluang pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Direktur Pengadaan Bulog Wahyu menuturkan, ia baru-baru ini pulang dari Australia untuk lobi dan negosiasi dengan para pemilik industri sapi di negeri Kanguru. Menurutnya, saat ini, industri sapi di Australia masih menahan pasokan karena tengah mempersiapkan diri memasuki musim dingin. Di sisi lain, industri sapi di Australia juga mengekspor sapi mereka ke sejumlah negara lain seperti Vietnam dan China.
Wahyu bilang, Bulog akan kerjasama dengan industri sapi lainnya untuk memenuhi kebutuhan impor sapi siap potong sebanyak 50.000 ekor.
Bulog mengaku tak terlalu berbelit-belit dalam menentukan syarat kerjasama dengan industri peternakan sapi bila kualitas bagus dan harga sesuai ekspektasi.
Kendati begitu, Wahyu enggan membeberkan berapa harga sapi yang sudah disepakati untuk tahap pertama ini. Dengan alasan rahasia perusahaan, ia mengelak harga beli, berikut nama-nama perusahaan Australia yang sepakat mengirimkan sapinya.
Namun, selama ini, beberapa nama perusahaan Australia yang masuk dalam radar pengekspor sapi ke Indonesia antara lain : Australian Rural Export (Austrex) Australia dan Elders Limited.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bilang, Bulog dilibatkan dalam mengendalikan harga pangan di pasaran. Impor sapi sebanyak 50.000 ekor untuk menjaga pasokan sapi di pasaran tetap ada dan dapat menekan kenaikan harga sapi ke posisi normal.
Kerjasama pedagang
Yang pasti, untuk menyalurkan sapi impor ini ke pasar, Bulog telah menjalin kerjasama dengan para pedagang daging sapi. Syaratnya: pedagang harus menjualnya dengan harga tidak lebih dari Rp 100.000 per kg. “Harga persisnya masih kita hitung, belum ditentukan persisnya,” terang Wahyu akhir pekan lalu.
Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Jobi Liano bilang, keputusan memberikan kuota impor sapi kepada Bulog adalah pilihan yang masuk akal saat ini.
Ia berharap, dengan kuota sebanyak itu, harga sapi di pasaran bisa kembali turun dan permintaan terhadap daging sapi kembali meningkat. Hanya saja, kata Joni, strategi impor cepat adalah langkah jangka pendek. “Jangka panjang, pemerintah harus tetap melibatkan importir swasta,” ujar dia.
Apfindo siap membantu pemerintah menstabilkan harga daging sapi di pasaran. Mereka juga siap memenuhi kebutuhan sapi sebanyak 40.000 ekor sapi per bulan. Saat ini Feedloter memiliki stok sapi sebanyak 198.000 ekor. Untuk kuartal IV Apfindo akan mengajukan kebutuhan sapi mereka. “Prinsipnya kalau sapi lokal belum cukup, impor harus tetap dibolehkan,” ujar dia.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar