Pekan Mendebarkan bagi Rupiah

25JAKARTA. Obat itu tinggal ditelan. Tapi, banyak pihak yang meragukan keampuhannya. Ya, setelah pengumuman paket ekonomi jilid I, Rabu (9/9), pasar malah terlihat negatif. Kemarin, pasar saham domestik turun 0,09% ke level 4.343. di pasar spot, rupiah terseret ke Rp 14.333 per dollar AS. Ini level termurah sejak Juli 1998.

Pasar menganggap, kalaupun bisa diimplementasi, paket kebijakan ekonomi tersebut berdampak di jangka menengah atau jangka panjang. Di jangka pendek, pasar berdebar-debar menanti spekulasi kenaikan bunga The Fed.

Seorang tresuri bank Eropa di Singapura mengatakan, terlepas apakah The Fred menaikkan bunga atau tidak, pasar terbagi dua kubu. Pertama, jika tidak naik, dollar AS akan melemah dan rupiah bisa menguat.

Kubu Kedua mengartikan, jika bunga tidak naik, ekonomi dunia melemah. Ini buruk untuk aset-aset berisiko dan pasar mencari aman dengan memburu dollar. “Ujungnya, dollar akan perkasa terhadap mata uang lain, termasuk rupiah,” terang tresuri tersebut kepada KONTAN, kemarin.

Persoalannya, kekuatan efek tersebut sungguh besar. Bahkan kemarin China kembali mengguyur gede-gedean dana ke bursa dan pasar uang agar yuan lebih kuat. Toh, yuan tetap memble juga.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual sependapat. Faktor eksternal terutama rencana kenaikan fed fund rate masih akan menyetir rupiah apalagi tak ada terobosan baru dalam paket ekonomi jilid I. “Apa yang disiapkan sesuai kebutuhan ekonomi kita, tapi tanpa ada nafas baru,” terangnya.

Yang tersulit saat ini adalah mengembalikan kepercayaan pelaku pasar. “Misalnya melalui iklim investasi yang positif,” kata Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri.

Pasar masih belum percaya sepenuhnya dengan paket ekonomi anyar itu. Ada beberapa hal yang perlu diperjelas. “Misalnya, mau merombak 89 peraturan, tetapi tidak dirinci aturan apa yang akan dirombak. Pelaku pasar ingin tahu rinciannya,” terang Trian Fathria, Research and Analyst Treasury BNI.

Paket ekonomi ini hanya akan memberikan daya tahan sesaat. Dari sisi moneter, tidak banyak terobosan lagi yang bisa dilakukan. Kenaikan suku bunga belum tentu bisa menarik dana-dana yang sudah terlanjur angkat koper.

Maka, pasar berharap, paket ekonomi Jilid II akan lebih nyata, sehingga bisa benar-benar mendongrak ekonomi. Apabila rilis paket ekonomi lanjutan itu seiring dengan kinerja sektor riil yang mulai pulih, terbuka peluang rupiah menguat akhir tahun ini.

 

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar