Jakarta. Penutupan 74 gerai sepanjang semester I-2015 menjadi catatan merah bagi perjalanan PT Hero Supermarket Tbk di tahun 2015 ini. Namun, tak berhenti sampai di situ, perusahaan ritel tersebut masih berencana menutup beberapa gerai lagi pada semester II-2015.
Tanpa menyebutkan sejumlah persis, presiden direktur PT Hero Supermarket Tbk Stephane Deutsh mengatakan, jumlah gerai yang akan ditutup pada paruh kedua tahun ini tak sebanyak paruh pertama. Manajemen perusahaan tersebut berdalih, penutupan gerai adalah salah satu langkah meningkatkan efisiensi.
Patut dicatat, 61 gerai dari 74 gerai yang ditutup pada semester I-2015 kemarin adalah gerai dalam kategori kecil, yakni Starmart dan Guardian. Perinciannya, 39 gerai Starmart dan 22 gerai Guardian.
Lantas, sisanya berupa gerai dalam kategori besar, yakni Giant dan Hero. Hero Supermarket menutup tiga gerai Giant Ekstra dan 10 gerai Giant Ekspres atau Hero.
Ada dua alasan Hero Supermarket lebih banyak menutup gerai berkategori kecil. Pertama, kinerja penjualan gerai kecil tak optimal karena terdampak aturan larangan penjualan minuman beralkohol. Padahal minuman beralkohol adalah salah satu andalan penjualan gerai kecil.
Mengintip laporan keuangan semester I-2015, Hero Supermarket mencetak pendapatan Rp 602,42 miliar dari gerai kecil. Capaian pendapatan tersebut tumbuh 4,65% dibandingkan dengan periode semester I-2014, yakni Rp 575,67 miliar.
Bandingkan dengan pertumbuhan pendapatan gerai besar yang naik 16,22% menjadi Rp 6,88 triliun pada semester I-2015. Pada semester I-2014, pendapatan gerai besar tercatat Rp 5,92 triliun.
Kedua, kontribusi penjualan gerai kecil kalah jauh dibandingkan dengan gerai besar. Kembali mengintip laporan keuangan semester I-2015, pendapatan gerai kecil hanya berkontribusi 8,02% terhadap total pendapatan bersih yang sebesar Rp 7,48 triliun.
Kontribusi selebihnya, yakni 91,98%, berasal dari pendapatan gerai besar. Informasi saja, selain Giant dan Hero, Hero Supermarket memiliki satu gerai kategori besar lain, yakni IKEA.
Hero Supermarket berharap, penutupan gerai bisa menghemat sejumlah biaya operasional, seperti biaya listrik dan air. Direktur Independen Hero Supermarket Arief Istanto mengklaim, penutupan gerai tak memangkas jumlah tenaga kerja yang bekerja di bawah payung grup Hero.
Ingin cetak laba
Meski mengaku akan menutup sejumlah gerai, bukan berarti niat ekspansi Hero Supermarket ikut menguap. Pada saat bersamaan, perusahaan berkode HERO di Bursa Efek Indonesia tersebut mengaku akan tetap menambah sejumlah gerai.
Salah satu gerai terbaru akan berdiri di Manado, Sulawesi Utara. “Utara membantu pertumbuhan,” ujar Arief, Jumat (18/9).
Selain itu, ada pula rencana menambah gerai IKEA. Hero Supermarket menargetkan, waktu realisasi penambahan gerai tersebut antara akhir 2015 hingga tahun depan.
Yang pasti, pilihan lokasi pembukaan gerai kedua IKEA tersebut adalah di Jakarta Selatan atau Jakarta Timur. Hitungan Hero Supermarket, butuh dana US$ 100 juta untuk mendirikan satu gerai IKEA di atas tanah luas lahan 5 hektare (ha).
Hingga September 2015, Hero Supermarket memiliki 641 gerai. Sebanyak 11 gerai merupakan gerai yang baru beroperasi di tahun ini.
Hero Supermarket berharap, strategi menutup dan membuka sejumlah gerai bisa jitu memperbaiki kinerjanya. Pada semester I-2015, meskipun pendapatan bersih naik 15,08% menjadi Rp 7,48 triliun, catatan laba bersih Hero Supermarket turun.
Pada semester I-2014 Hero Supermarket masih untung Rp 94,75 miliar, tapi pada semester I-2015 rugi Rp 31,59 miliar. “Kami sedang melakukan perbaikan untuk laba di semester II-2015,” kata Xavier Thiry, Direktur PT Hero Supermarket Tbk.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar