JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk masih harus bersabar mewujudkan mimpi mengelola bisnis pembangkir listrik komersial. Perusahaan itu baru akan mengetahui nasib tender pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 yang mereka ikuti, pada November 2015 nanti.
Jika Indo Tambangraya keluar sebagai pemenang tender, maka ini akan menandai debut perdana mereka bergelut di bisnis pembangit listrik. Setrum sekaligus menjadi diversifikasi bisnis perusahaan itu di luar bisnis batubara.
Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk Leksono Poeranto menerangkan, perusahaannya sudah lulus tahap prekualifikasi. Pada akhir Oktober ini, mereka akan mengajukan penawaran tender (bidding).
Barulah bulan berikutnya, yakni awal November 2015, PT PLN (Persero) sebagai pemilik proyek akan mengumumkan pemenang tender. “Apabila dinyatakan menang, saat itu juga kami akan sesegara mungkin melaksanakan tahapan pembangunan sesuai schedule yang sudah digariskan dalam dokumen tender,” terang Leksono kepada KONTAN, Selasa (22/9).
Perlu diketahui, proyek PLTU Jawa 7 berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW). Proyek yang terletak di Bojonegara, Banten itu diperkirakan butuh investasi US$ 3 miliar.
Meski sedang fokus mengawal bisnis anyar, Indo Tambangraya tak melupakan bisnis lama yang telah membesarkan namanya. Perusahaan berkode ITMG di Bursa Efek Indonesia tersebut tengah mencari lahan tambang batubara baru. “Kami sedang mencari peluang dimanaj saja, terutama di Kalimantan Timur,” ungkap Leksono.
Manajemen Indo Tambangraya merasa perlu menambah lahan tambang anyar karena ada area tambang yang cadangan batubaranya akan habis dan berhenti operasi. Area tambang ini terletak di Kalimantan Selatan. Indo Tambangraya menjalankan bisnis tambang di provinsi itu melalui anak perusahaan bernama PT Kitadin.
Kitadin mengoperasikan dua izin usaha pertambangan (IUP) yakni Kitadin Embalut dan Kitadin Tandung Mayang. Informasi saja, pada 2014, Kitadin Tandung Mayang berkontribuasi 6,4% terhadap total produksi batubara Indo Tambangraya yang berjumlah 29,85 juta ton.
Untuk tahun ini Indo Tambangraya sudah memiliki komitmen penjualan 33,76 juta metrik ton batubara kepada beberapa pembeli. Batubara tersebut akan dikirimkan secara berkala mulai tahun 2015 hingga 2021.
Agar segala rencana bisnis tahun ini lancar, Indo Tambangraya sudah membekali diri dengan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) US$ 54 juta. Semua dana belanja modal itu berasal dari kas internal. “Sudah terpakai hampir 75% lebih untuk menambah infrastruktur pendukung, seperti jalan dan lain-lain,” terang Leksono.
Pada semester I-2015, Indo Tambangraya mencetak penjualan bersih US$ 824,53 juta. Perinciannya, US$ 739,18 juta penjualan batubara kepada pihak ketiga, US$ 78,19 juta penjualan batubara kepad apihak berelasi, dan US$ 7,16 juta pendapatan jasa.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar