Jakarta. Pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat menembus Rp 14.700 per dollar Amerika Serikat (AS) menyeret naik sejumlah harga komoditas impor. Salah satunya adalah harga kedelai.
Aip Syarifudin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengatakan, sejak empat bulan terakhir, harga kedelai impor terus meroket.
Contohnya, pada Mei 2015 harga kedelai impor masih sekitar Rp 7.000 per kilogram (kg)-Rp 7.500 per kg. kini, harga kedelai impor di pasar dalam negeri sudah mencapai Rp 8.000 per kg-9.000 per kg. Di Cirebon, Jawa Barat dan Cilacap, Jawa Tengah, harga kedelai sudah menyentuh Rp 8.500-Rp 9.000 per kg.
Sementara itu, harga kedelai di wilayah jabodetabek masih berada di kisaran Rp 7.500 per kg-Rp 7.800 per kg. “Jadi ada kenaikan rata-rata Rp 500 per kg,” ujar Aip kepada KONTAN, Senin (28/9).
Aip mengatakan bila tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS terus berlanjut, harga kedelai impor bisa tembus di atas 10.000 per kg. hal itu bisa terjadi jika rupiah melemah di atas Rp 15.000 per dollar AS. Karena itu, ia mendesak pemerintah menekan pelemahan rupiah terhadap dollar dan mendorong peningkatan produksi kedelai lokal.
Apalagi, lanjut Aip, kedelai merupakan komoditas pangan yang skala impornya terbilang besar. Saat ini, kebutuhan kedelai dalam negeri sekitar 2,5 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 70% atau setara 2 juta ton dipasok dari impor.
Sejauh ini, produsen tahu dan tempe lebih banyak mengandalkan kedelai impor ketimbang kedelai lokal. Sebab, kualitas kedelai impor dinilai lebih baik dibandingkan pasokan lokal. Kedelai lokal tidak sebersih kedelai impor.
Namun, Direktur Eksekutif Asosiasi Kedelai Indonesia Yus’an membantah bila harga kedelai impor sudah tembus Rp 8.000 per kg. dia bilang, dampak pelemahan rupiah belum terasa signifikan pada harga kedelai impor.
Saat ini harga kedelai impor cenderung stabil lantaran tengah memasuki panen di AS dan China yang menurunkan volume impor kedelai. Bila pada 2013 China mengimpor sebanyak 73 juta ton dari berbagai negara, tahun ini negeri tirai bambu itu hanya mengimpor sekitar 70 juta ton.
Yus’an bilang, saat ini, harga kedelai impor masih berkisar Rp 7.000 per kg. Harga ini telah naik dari beberapa bulan lalu dari Rp 6.700-Rp 6.800 per kg. “Kami sudah meminta para anggota asosiasi importir untuk tidak mengambil untung terlalu tinggi,” ujarnya.
Untuk menyiasati pelemahan rupiah, importir kedelai memberikan potongan harga jual. Tujuannya, agar kedelai impor di pasaran lokal bisa terserap dengan baik. “Harga pembelian masih bisa dinegosiasi,” kata Yus’an.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar