Bulog Tunggu Instruksi Impor Beras

financial graph,economy stats,growth monitoring

Menurut Jokowi, saat ini pemerintah belum memutuskan impor beras lantaran masih mengkaji seberapa besar dampak kekeringan akibat El Nino. Apalagi, pemerintah meyakini stok beras Perum Bulog akan bertambah sekitar 200.000 ton-300.000 ton beras dari hasil panen pada Oktober dan November tahun ini.

Saat ini, ada enam provinsi yang menjadi tumpuan produksi beras nasional. Keenam provinsi itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

Pada Oktober ini, cadangan beras di Bulog memang terus menipis menjadi 1,55 juta ton dari sebelumnya 1,7 juta ton pada September. Hingga akhir tahun ini, Bulog memperkirakan stok beras ada di kisaran 1,1 juta ton. Stok ini termasuk untuk kebutuhan penyaluran beras sejahtera (rastra) pada Oktober dan November 2015.

Menipisnya stok beras Bulog itu dipicu berkurangnya pasokan di pasaran dalam negeri. Saat ini, bulog hanya bisa menyerap beras petani rata-rata 7.000 ton per hari. Angka ini hanya separuh dari serapan pada September lalu yang mencapai 15.000 ton per hari.

Celakanya, Bulog kesulitan menyerap beras dengan kualitas medium sesuai dengan patokan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 7.300 per kilogram (kg). Saat ini, rata-rata harga beras di pasaran kualitas buruk sudah menyentuh Rp 9.000 per kg dan kualitas medium Rp 10.000 per kg.

Kesepakatan impor

Untuk mengantisipasi minimnya stok beras, kini Bulog hanya bisa menunggu istruksi pemerintah untuk melakukan impor beras. Pasokan itu untuk memenuhi kebutuhan beras nasional sampai akhir 2015 atau awal tahun 2016.

Wahyu, Direktur Pengadaan Bulog bilang, saat ini pihaknya telah menjajaki impor beras dengan sejumlah negara produsen. Bahkan, dia mengaku, Bulog telah melakukan kesepakatan untuk impor beras tersebut. “Bulog sudah mempersiapkan impor beras dengan menghubungi Thailand, Vietnam, dan Myanmar,” katanya, Selasa (20/1).

Persoalannya, kata Wahyu, Bulog tidak bisa langsung memasukkan beras ke Indonesia sebelum ada instruksi pemerintah, yakni Kementerian Koordinator Perekonomian.

Apalagi, saat ini, bukan hanya Indonesia yang mengimpor beras. Negara lain seperti China, Filipina, dan Malaysia juga gencar menyerap beras dalam jumlah besar untuk kebutuhan dalam negerinya. Artinya, ada persaingan dalam mendapatkan stok beras impor dari negeri produsen.

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan) tidak menutup kemungkinan adanya impor beras. Namun, kata dia, saat ini pasokan beras di tanah air masih cukup hingga akhir tahun. Kalaupun ada opsi impor, lanjut Amran, stok itu hanya untuk cadangan bila pasokan beras di dalam negeri terganggu.

Dwi Andreas, Pengamat Pertanian dari IPB mengingatkan, bila pemerintah tak membuka impor beras, pasokan beras pada akhir tahun 2015 dan di awal 2016 perlu diwaspadai. Sebab, selain harga beras terus meningkat, pasokan beras juga akan terus menipis. Buntutnya, masyarakat kecil yang berada di kelompok miskin akan terkena dampaknya. Apalagi, pada musim paceklik, petani sedang jadi konsumen beras.

 

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar