Rupiah Loyo, PLN Merugi Rp 27 Triliun

indexJAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatatkan pendapatan penjualan tenaga listrik sebesar Rp 153,9 triliun hingga kuartal III-2015. Ini berarti ada kenaikan 15,56% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014 sebesar Rp 133,3 triliun.

Pertumbuhan pendapatan ini berasal dari kenaikan volume penjualan kWh sebesar 1,94% atau menjadi 149,7 Terra Watt hour (TWh) dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 146,8 TWh.

Bambang Dwiyanto, Pelaksana Tugas Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN menjelaskan, kenaikan pendapatan penjualan listrik lantaran adanya kenaikan harga jual rata-rata dari sebesar Rp 910,61 per kilo watt hour (kWh) menjadi Rp 1.036,16 per kWh. “Jumlah pelanggan hingga kuartal III-2015 sebesar 13,78% atau mencapai 60,3 juta dari periode yang sama 2014 yaitu 56,5 juta pelanggan,” imbuh, Rabu (28/10).

Bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio eletrifikasi di Indonesia secara nasional yaitu dari 82,9% pada September 2014 menjadi 87,3% pada September 2015.

Di sisi lain, Bambang mengklaim PLN telah melakukan efisiensi sehingga subsidi listrik hingga kuartal III-2015 turun sebesar Rp 37,28 triliun menjadi sebesar Rp 45,9 triliun. Sebagai catatan, pada kuartal III-2014 total subsidi mencapai Rp 83,35 triliun.

Efisiensi lain, meskipun volume penjualan setrum meningkat, beban usaha perusahaan turun sebesar Rp 13,3 triliun atau 7,45% menjadi Rp 164,7 triliun ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 177,9 triliun.

“Penurunan ini terjadi karena menggantikan penggunaan bahan bakar minyak dengan batubara atau energi primer lain yang lebih murah. Kami juga mengendalikan biaya bukan bahan bakar, serta ada penurunan harga komoditas batubara.,” katanya.

Efisiensi terbesar terlihat dari berkurangnya biaya BBM sebesar Rp 28,46 triliun. Yakni hingga III-2105 menjadi Rp 27,4 triliun atau 50,93% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 55,9 triliun.

Meski sudah efisiensi, Bambang bilang, PLN masih mengalami rugi bersih Rp 27,4 triliun terutama karena adanya rugi selisih kurs Rp 45,7 triliun. Ini terjadi akibat rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat. Berdasarkan hitungan PLN, sepanjang tahun lalu kurs masih Rp 12.440 / US$ sementara tahun ini melemah menjadi Rp 14.657 / US$.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar