Janji Manis Investasi Industri Gula

imagesKemtan menargetkan tahun 2019 produksi gula nasional bisa mencapai 4 juta ton dengan adanya investasi gula Rp 95 triliun

JAKARTA. Dalam empat tahun ke depan, Kementerian Pertanian (Kemtan) memprediksi produksi gula nasional bakal naik hingga 60% menjadi 4 juta ton dari saat ini yang masih berkisar 2,5 juta ton. Dengan begitu, tiap tahun bakal ada tambahan produksi sekitar 15%.

Kemtan menjadikan hitungan ini sebagai target yang akan diperjuangkan hingga 2019 mendatang. Daya dorong untuk mencapai target ini untuk tahap awal telah dikantongi pemerintah dalam bentuk komitmen 15 pabrik gula (PG) yang telah beroperasi saat ini atau existing untuk memperluas kebun tebu sebesar 200.000 hektare (ha) hingga tahun 2019.

Selain itu, ada juga komitmen untuk membangun 19 PG baru yang akan mengembangkan lahan tebu seluas 500.000 ha dengan total investasi Rp 95 triliun.

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan) mengatakan, sebagian besar investasi PG ini bahkan sudah mula tahap konstruksi. “Pada bulan Oktober 2015 ini, terdapat empat investasi yang sudah dalam tahap konstruksi, sehingga siap untuk diresmikan,” ujar Amran, Kamis (29/10).

Sejumlah PG yang sudah konstruksi antara lain. Pertama, PG Tambora Sugar Estate yang telah konstruksi 62,9% dan mulai giling perdana pada April 2016. Kapasitas PG ini sebesar 5.000 – 10.000 ton tebu per hari.

Kedua PG Lamongan yang telah menjalani tes giling pada 28 September 2015 dengan tebu rakyar mitra dan tebu rakyat bebas dengan luas lahan 18.000 ha di Jawa Timur.

Amran bilang, untuk mempercepat investasi PG tersebut, Kemtan akan menyederhanakan perizinan sehingga prosesnya bisa lebih cepat. Selain itu, Kemtan membantu para pengusaha untuk mencari lahan bagi investor gula. Saat ini, dari total 2,2 juta ha lahan yang diperuntukkan untuk pertanian, sebesar 500.000 ha dikhususkan untuk tanaman tebu. “Lahannya itu salah satunya ada di Sulawesi Tenggara,” imbuh Amran.

Untuk menyediakan lahan bagi pertanian, Kemtan telah berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan membenarkan adanya kerjasama dengan Kemtan untuk menyediakan lahan untuk dijadikan perkebunan tebu bagi investor PG. “Kami siap membantu menyediakan lahan untuk pertanian,” ujar Siti.

Saat ini, identifikasi pemerintah terhadap lahan untuk perkebunan tebu dan PG memang terfokus di area luar Jawa, seperti Sulawesi dan Papua, serta yang terbaru adalah Pulau Madura.

 

Pesimistis bisa dicapai

Namun, rencana pemerintah justru tak menarik bagi salah satu pemilik PG swasta di Tanah Air. Kamadjaja, Presiden Direktur PT Gendis Multi Manis (GMM) pesimistis target menggenjot produksi gula dalam empat tahun ke depan itu akan tercapai. Pasalnya, pemerintah tidak mengerti soal industri gula dan sejauh ini lebih banyak berteori. “Sejauh ini, kami melihat kebijakan pemerinah tidak berpihak pada perusahaan dalam negeri,” ujarnya.

Kamadjaja menyatakan, sebagai pengusaha, ia serius ingin mengembangkan industri gula di Tanah Air. Tetapi, hal ini terasa percuma karena pemerintah lebih banyak beretorika ketimbang merealisasikan janji untuk mendukung pengusaha gula lewat kebijakan yang konkret.

Kamadjaja mengambil contoh, 15 tahun lalu, pabrik tebu di Indonesia mencapai 167 pabrik. Tapi sekarang, jumlahnya menyusut drastis dan tinggal 57 pabrik saja. Demikian juga luas lahan tebu. Jika 15 tahun lalu sempat lahan produksi mencapai 3 juta hektare, sekarang hanya tersisa 2 juta hektare.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: