PP air belum kelar, pelaku bisnis air gamang berinvestasi
JAKARTA.Pelaku industry air tengah gundah gulana. Produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) semisal, mereka meminta kepastian investasi. Ini lantaran tak kunjung keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) soal Pengusahaan Sumber Daya Air (SDA).
Rachmat Hidayat, Pengurus bidang Organisasi dan Kelembagaan Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) bilang, PP SDA ini belum ketuk palu karena menunggu PP tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang masih dibahas.
Rencananya, dua RPP ini diundangkan dalam satu paket. Karena beleid ini belum diteken, pelaku bisnis AMDK harus menunggu.
Dan di sinilah masalah muncul lantaran pelaku bisnis AMDK kesulitan mendapatkan perpanjangan izin. Selain itu, izin baru terkait AMDK juga sulit mendapat restu karena ketiadaan beleid. Alhasil, produsen AMDK kebingungan memperpanjang izin, sebagian menunda investasi, terutama di wilayah Jawa.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah setjatinya membuat Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang meminta pemerintah daerah memproses perizinan AMDK. “Tapi daerah ragu untuk memberikan izinnya, “kata Rahmat kepada Kontan, Rabu(11/11).
Kondisi inilah yang membuat pelaku bisnis AMDK sulit membuat rencana bisnis.
Martin Jimi, Direktur Utama PT Akasha Wira International Tbk, produsen AMDK merek Ades bilang, pihaknya tengah mempelajari masalah ini. “Sehingga kami belum putuskan langkah apa,”kata Martin.
Ekspansi tetap jalan
Adapun pelopor bisnis AMDK dengan merek Aqua yang kini dimiliki Danone Grup masih enggan berkomentar lebih jauh atas ini.
Meski begitu, Parmaningsih Hadinegoro Vice President Corporate Secretary Aqua Danone optimistis bisnisnya tahun ini bisa tumbuh 9% tahun ini, bukan 20% seperti yang ditulis KONTAN sebelumnya(7/11).
Bahkan selama 10 tahun terakhir Danone Gup sudah menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 8 triliun. Parmaningsih mengatakan, perusahaan juga berkomitmen untuk menanamkan dana Rp 1 triliun setiap tahun.
Di Indonesia, Tirta Investama menaungi merek Aqua, Mizone, Vit dan Vit Levite. Sedangkan merek Early Life Nutrition seperti SGM diproduksi perusahaan lain dibawah Danone Group. Merek Milkuat & Aktiva telah dijual Danone ke perusahaan lain.
Hingga saat ini Aqua mengempit pangsa pasar 35% terhadap total pasar AMDK yang mencapai 24,7 miliar liter per tahun pada 2015 ini. Jadi, volume pasar Aqua yakni sebesar 8,65 miliar liter.
Agar ramah lingkungan, Parmaningsih bilang, moda transportasi kereta api menjadi pilihan, bukan karena efisiensi. Pasalnya, bilang dihitung, biaya transportasi distribusi menggunakan kereta juga menaikkan biaya dari 1% menjadi 1,5% dari total biaya produksi dan distribusi.
Hingga tahun 2014, perusahaan ini memliki 17 pabrik. Perusahaan berencana untuk menambah tambah dua pabrik baru di Tanggamus, Lampung dan di Jawa Timur yang kini masih mencari lokasi.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar