Produsen Ban Tunggu Daya Beli Terungkit

BanKontribusi Penurunan harga karet kecil bagi produsen ban

JAKARTA. Tren penurunan bahan baku ban, yakni karet alam dan minyak bumi seharusnya menjadi angin segar bagi produsen ban. Namun, kenyataannya daya beli masyarakat yang menyusut membuat penjualan mobil susut dan berdampak pada jualan ban yang ikut mengerut.

Saat ini, harga karet alam berada di level terendah sejak 10 tahun terakhir, yakni sebesar US$ 1,2 per kilogram (kg). Harga ini jauh di bawah harga ideal karet yakni di kisaran US$ 2 per kg.

Aziz Pane, Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) mengakui, penurunan harga karet alam memang berpengaruh terhadap beban biaya bahan baku produksi ban. Kondisi ini jelas memberikan dampak yang positif bagi produsen ban.

Hanya saja, porsinya tidak mayoritas dalam struktur biaya produksi ban. Dalam hitungan Aziz, penggunaan karet alam hanya sebesar 20% – 25% dari total ongkos produksi. “Ada pengaruhnya tapi kecil,” ujar Aziz kepada KONTAN, Selasa (24/11).

Sementara, Uthan M Arif Sadikin, Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menyebut, penurunan harga karet alam memang mempengaruhi penurangan biaya pengadaan bahan baku. Namun ia sepakat dengan Aziz, bahwa porsi karet alam sangat kecil terhadap total biaya yakni hanya 30%.

 

Turunkan harga jual

Apalagi menurut Uthan, penurunan harga karet alam secara global, tidak sama dengan harga yang didapat oleh para produsen ban. Ia menyebut, meski di pasar global harga karet alam sudah turun di kisaran US$ 1,2 per kilogram, saat ini harga yang diterima oleh industri ban dari para petani karet masuk di kisaran US$ 1,7 per kg – US$ 1,8 per kg.

“Harganya tidak akan sama dengan ahrga karet yang turun, pasti akan lebih tinggi, meski penurunan harga karet alam ada pengaruhnya bagi ongkos produksi porsinya kecil,” terang Uthan.

Meskipun demikian, Uthan mengklaim kondisi ini telah membuat Multistrada menurunkan harga jual ban. Bahkan ia mengklaim saat ini telah menjual harga ban di bawah ongkos produksi.

Untuk pasar domestik, MASA telah menurunkan harga ban sebesar 15%, sedangkan untuk penjualan ekspor, penurunan harga lebih tinggi yakni mencapai 20%.

Selain karet, harga minyak juga akan mempengaruhi beban biaya dari produk ban. Mengutip berita KONTAN, Senin (23/11), Venezuela memprediksi harga minyak dapat menyentuh harga US$ 20 per barel, menyusul naiknya produksi.

Uthan menilai penurunan maupun kenaikan harga minyak mentah dunia akan sama sama mempengaruhi ongkos produksi. “Namun, sebenarnya kami hanya menginginkan agar pergerakan harga tersebut stabil,” ujar Uthan.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar