Harga lahan industri siap naik

indexSejumlah pebisnis kawasan industri akan menaikkan harga lahan 10%-15% di tengah proyeksi ekonomi yang masih lesu di 2016

JAKARTA. Pebisnis kawasan industri siap mengerek harga tanah di tahun depan. Mereka yakin, efek berbagai insentif pemerintah bakal bergulir di tahun 2016, meski ekonomi di ramal belum 100% pulih.  Proyeksi para pebisnis kawasan industri, permintaan lahan industri bakal naik, seiring rencana ekspansi perusahaan.

Beberapa pengusaha kawasan Industri yang dihubungi KONTAN menyatakan, kenaikan harga lahan di kawasan industri memang tak bisa terelakkan. Apalagi, suplai lahan untuk kawasan industri saat juga kian terbatas. Khususnya, kawasan industri yang memiliki infrastruktur pendukung, seperti pasokan listrik, akses jalan dan pelabuhan, serta pergudangan.

Ketersediaan infrastruktur ini pula yang ikut mengerek harga lahan. “Harga lahan di kawasan industri Cikande akan naik 10%-15% setelah pembukaan pintu tol Cikande pertengahan 2016,” tandas Cuncun Wijaya, Investor Relation PT Modernland Realty Tbk (MDLN).

Saat ini, harga lahan di kawasan Cikande di kisaran Rp 1,7 juta per m². Harga ini sudah naik sekitar 13,33% dibandingkan dengan awal tahun 2015 yang masih Rp 1,5 juta per m².

Cuncun tak khawatir, kenaikan harga lahan tahun depan akan membuat investor enggan datang. Pasalnya, berdasarkan catatan dia, kuartal IV-2015 ini, pengelola kawasan Industri Cikande yakni PT Modern Industrial Estat mencatat ada sekitar enam sampai tujuh investor yang mencari lahan industri di Cikande. Setiap investor mematok kebutuhan lahan 15 hektare (ha) hingga 30 ha.

Pengelola kawasan industri Lippo Cikarang Tbk juga bakal menaikkan harga. Dea Thamrin, Corporate Secretary Head PT Lippo Cikarang Tbk menyebut harga lahan mereka bakal naik sekitar 10%. Jika tahun ini, harga Rp 2 juta per m², tahun depan naik menjadi Rp 2,2 juta  per m².

Lippo Cikarang lebih fokus memasarkan kawasan industri mereka ke investor asing. Selain menjual lahan, mereka juga menawarkan kerjasama operasi dengan investor yang ingin membangun pabrik di kawasan industrinya.

Hanya, tak semua pebisnis kawasan industri berambisi mengerek penghasilan dari menaikkan harga jual lahan. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) semisal.   Investor Relation BEST Asa Siahaan bilang, manajemen perusahaan ini pilih mempertahankan harga di kisaran Rp 2,2 juta/ m², agar tak mengurangi minat investor masuk. BEST juga pilih menetapkan target bisnis konservatif tahun depan, yakni sama dengan kinerja tahun ini.

Pertimbangan yang sama juga dilakukan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Erlin Budiman, Head of Investor Relation PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) memprediksi harga lahan industri yang mereka kelola relatif stagnan tahun depan, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia belum ada tanda-tanda kenaikan.

Manajemen SSIA memprediksi harga lahan industri masih ada di kisaran US$ 150/m²-US$ 160/m². Dengan asumsi rupiah di Rp 13.800, harga lahan SSIA sekitar Rp 2 juta per m²-Rp 2,2 juta per m².  Dengan harga stabil SSIA menargetkan volume penjualan bisa meningkat. “Kami menargetkan penjualan lahan industri tumbuh 20% di tahun depan,” katanya.

Sebagi gambaran, saat ini peminat kawasan industri di Bekasi dan Karawang terbesar dari investor asing yang bergerak di bidang usaha food and beverage maupun konstruksi.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar