Kenaikan Harga Pangan Memicu Inflasi Di 2015

23

Jakarta. Konsumsi masyarakat sepanjang Desember 2015 meningkat seiring datangnya musim libur dan perayaan Natal dan Tahun Baru. Para ekonom memperkirakan Desember ini akan terjadi inflasi. Meski begitu, inflasi sepanjang 2015 diperkirakan jauh rendah di bawah target.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto memperkirakan pada Desember 2015 akan terjadi inflasi 0,65% lebih tinggi dari November 2015 sebesar 0,21%. Pemicunya, perayaan Natal, Tahun Baru, serta musim libur sekolah. “Sehingga berdampak pada (kenaikan harga) pada komponen makanan dan transportasi,” kata Doddy, Kamis (31/12).

Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro menambahkan, komponen makanan masih jadi penyumbang inflasi tertinggi di Desember 2015, seperti bulan-bulan sebelumnya. Meski tak merinci kenaikan inflasi dari komponen makanan, Andry memperkirakan inflasi Desember 0,64%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menambahkan, secara umum selama Desember 2015 harga pangan cukup terkendali. Ia mencontohkan, hingga pertengahan pekan lalu, harga beras tercatat deflasi, sedangkan harga cabai dan bawang masih meningkat.

Menurutnya, kenaikan harga sejumlah komoditas pada Desember dipicu oleh kenaikan permintaan karena perayaan Natal dan Tahun Baru. Karenanya, “Kami menduga di bulan Desember terjadi inflasi,” katanya.

Inflasi di bawah target

Sepanjang Januari-Desember 2015, Suryamin bilang inflasi tahun kalender mencapai 2,37%. Makanya, ia optimis, inflasi 2015 akan sesuai target yakni 4% plus minus 1%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan realisasi inflasi selama 2015 kemungkinan di atas 3%. Pasalnya, sepanjang 2015 terjadi kenaikan beberapa komoditas pangan seperti cabai dan bawang dan telur. “Komoditas pangan memberikan tekanan sehingga (inflasi 2015) akan sedikit lebih tinggi dari 3%,” katanya, Kamis (31/12).

Selain itu, kata Agus, inflasi 2015 juga dikontribusi oleh kenaikan ongkos transportasi seperti tiket pesawat.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih memperkirakan inflasi akhir 2015 sekitar 2,85%, lebih rendah dari inflasi 2015 sebesar 8,36%. Menurutnya, rendahnya inflasi 2015 karena dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada November 2014 sudah selesai.

Di sisi lain, pada 2015 daya beli masyarakat juga rendah sebagai imbas dari perlambatan ekonomi.

Makanya, “Inflasi selama 2015 masih ada potensi akan lebih rendah dari angka proyeksi itu,” kata Lana.

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar