PHK Iya, Asa Masih Ada

Benarkah laju PHK masih berlanjut?

Kabar yang dibawa Said Iqbal sungguh tidak mengenakkan. Presiden Konfederensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu menyebut, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kini telah menyebar ke mana-mana. Paling anyar industry farmasi juga tengah nelangsa.

Perusahaan farmasi yang dimaksud adalah PT Novartis Indonesia yang mem-PHK 100 karyawannya. Perusahaan yang terafiliasi dengan Novartis, yakni PT Sandoz Indonesia, juga melakukan PHK 224 orang pekerja. Lalu, ada PT Sanopi Aventis sebanyak 80 orang. Ketiganya berlokasi di DKI Jakarta.

Kata Said, PHK di perusahaan-perusahaan farmasi itu bukan karena perusahaannya tutup. Melainkan melakukan pengurangan karyawan sebagai bagian dari strategi efisiensi.

Yang juga termasuk bagian dari gelombang PHK awal tahun ini, imbuhnya, adalah 200 pekerja PT Krama Yudha Ratu Motor (KRM). Ini adalah pabrik perakitan kendaraan Mitsubishi di Indonesia, yang merupakan bagian dari Grup Krama Yudha Mitsubishi.

Masih menurut KSPI, jika di total, dalam dua bulan pertama sudah 3.668 pekerja yang di PHK. “Ini sudah benar-benar ada PHK, “ kata Said ke KONTAN, Rabu, 17 Februari 2016 lalu.

Tak lama, informasi ini langsung dibantah. Manajemen Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) menyebut, apa yang terjadi di KRM bukanlah PHK. Melainkan, program pension dini yang ditawarkan secara sukarela. Dari 1.800 karyawan KRM, ada 183 karyawan yang bersedia mengambil tawaran ini.

Meski membantah soal PHK, KTB mengakui bahwa program tersebut ditawarkan lantaran penjualan mobil nasional memang mengalami penurunan. Pada tahun 2015 penjualan mobil cuma 1 jutaan unit, turun dari sebelumnya yang mencapai sekitar 1,2 juta unit.

Masih optimistis

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengaku, industry nasional seperti halnya otomotif memang tengah mengalami kesulitan. Namun, ia optimistis, keadaan akan semakin membaik. “Lagipula, kondisi sekarang, sebenarnya belum parah jika dibandingkan dengan beberapa bulan di tahun lalu, “katanya.

Selain itu, berbagai upaya pemerintah juga mengangkat optimism. Insentif fiskal dan non fiskal getol dirilis untuk membantu industry. Juga kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yang akan mendongkrak daya beli karyawan.

Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, menyebut, kondisi industry tekstil di Tanah Air akan kian membaik jika pemerintah berhasil mencapai kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Menurutnya, penyerapan tenaga kerja di industry tekstil bisa meningkat hingga dua kali lipat jika kesepakatan tersebut berhasil diraih.

Dengan begitu, tidak perlu ada kekhawatiran bakal terjadi PHK di industry tekstil. “Perdagangan bebas dengan Jepang, ekspor kita ke sana meningkat 100% dalam lima tahun. Saya jamin ke Eropa juga akan meningkat 100%, “ujarnya.

Yakin menguntungkan?

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar