DOKUMEN KONSULTASI KUNTORO CS SEBUT RIZAL RAMLI KENDALA TERBERAT

RMOL. Dokumen konsultasi yang diberikan Tridaya Advisory kepada Inpex Masela beredar di kalangan wartawan. Dokumen ini yang kemudian menyingkap siapa tokoh-tokoh di dalam negeri yang menjadi konsultan asing dan berperan di balik bertele-telenya keputusan pemerintah soal skenario pengembangan Blok Masela.

Inpex Masela adalah perusahaan Jepang yang mendapatkan hak mengelola Blok Abadi sejak 1998. Mereka melibatkan Tridaya Advisory sebagai konsultan pada akhir bulan Agustus 2015. Kesepakatan di antara kedua lembaga ini ditandatangani pada tanggal 28 Agustus 2015, atau tak lama setelah isu pembangunan Blok Abadi Masela menjadi kontroversi di tengah masyarakat

Berdasar informasi yang redaksi kumpulkan sebelumnya, Tridaya Advisory dipimpin mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Erry Riyana Hardjapamekas, yang diduga memiliki kaitan dengan lambannya KPK menuntaskan beberapa kasus “big fish”, termasuk megaskandal dana talangan kepada Bank Century.

Selain Erry Riyana, nama besar lain yang berada di dalam lembaga itu adalah Kuntoro Mangkusubroto, yang sejak November tahun lalu diangkat pemerintah sebagai Komisaris Utama PT PLN Persero. Kuntoro Mangkusubroto memiliki hubungan dekat dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Keduanya pernah bersama-sama bekerja di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh pasca tsunami 2004.

Terkait itu, sebuah dokumen dengan tanggal 11 Desember 2015, yang beredar di kalangan wartawan di Jakarta, menyebutkan adanya aliran dana sebesar US$ 300 ribu dari total US$ 1 juta dolar. Dana ini sebagai kontrak konsultasi tahun 2015-2016.

Selain itu, di kalangan wartawan juga beredar invoice pembayaran dana senilai sekitar Rp 1,5 miliar. Perusahaan konsultan ini memberikan beberapa rekomendasi kepada Inpex untuk meloloskan pembangunan kilang di laut, misalnya dengan menjalin komunikasi dengan pihak terkait dalam Kabinet Kerja Jokowi.

Namun, dalam rekomendasi kepada Inpex itu, juga disebutkan bahwa kendala terberat bermula dari pergantian kabinet, yang menempatkan Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Alam. Dalam dokumen itu, Menko Rizal Ramli disebut mempertanyakan pemilihan pembangunan kilang di laut.

Diketahui publik selama ini, Rizal Ramli secara terbuka menyuarakan pentingnya pembangunan kilang Masela di darat bagi pengembangan kawasan Indonesia Timur. Sementara Menteri ESDM, Sudirman Said tetap menginginkan pembangunan kilang di laut. Sudirman berargumentasi, pembangunan kilang di laut lebih efesien. Pendapatnya satu suara dengan konsultasi Tridaya Advisory kepada Inpex Masela.

Sumber: RMOL

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar