JAKARTA – Efek kebakaran yang terjadi pabrik PT Mandom Indonesia Tbk pada medio tahun 2015 lalu masih terasa bagi penjualan ekspor produk berbasis aerosol. Akibatnya, penjualan ekspor perusahaan ini sepanjang 2015 ini mengalami penurunan 12% dibandingkan dengna 2014.
Makanya, Muhammad Makmun Arsvad, Presiden Direktur yang juga Chief Executive Officer (CEO) PT Mandom dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN, Senin (21/3) bilang, saat ini tengah berupaya mencar ganti lini produksi untuk produksi untuk produk aerosol tersebut.
Maklum produk ekspor yang menggunakan aerosol cukup besar, porsinya sekitar 17% dari total ekspor. Kini, salah satu cara mencukupi kebutuhan produksi yakni menjalin kerjasama dengan pabrikan di dalam negeri maupun luar negeri untuk memenuhi permintaan produk mengandung aerosol tersebut.
Sebagai gambaran, sepanjang 2015, nilai penjualan ekspor Mandom mengalami penurunan 12% dari Rp 702 miliar pada 2014 menjadi Rp 618 miliar sepanjang tahun lalu. Sementara, penjualan di pasar domestic mengalami kenaikan tipis yakni 5,6% menjadi Rp 1,69 triliun.
“Berbagai strategi telah dilakukan Mandom dalam upaya mengejar ketertinggalan akibat berbagai kendala yang dihadapi pasca kebakaran, seperti menambah 12 titik distribusi khususnya kawasan Indonesia Timur,” ujar Makmun.
Makmun menyebut secara menyeluruh selain aktivitas produksi sempat terganggu oleh peristiwa kebakaran, Ia menilai pada tahun lalu kondisi perekonomian di dalam negeri maupun global kurang menguntungkan. Seperti kita tahu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan sehingga daya beli masyarakat turun. Begitu juga dengan negara-negara tujuan ekspor mengalami perlambatan daya beli akibat turunnya beberap komoditas global seperti harga minyak mentah.
Penjualan Mandom pada 2015 mencapai Rp 2,3 triliun naik 0,3% dibandingkan dengan 2014. Sementara laba bersih naik 9,7% menjadi Rp 544 miliar ketimbang 2014.
Sumber:Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
PEMERIKSAANPAJAK.COM 
Tinggalkan komentar