Pelengkap dari Panama

Sebelas juta dokumen rahasia milik kantor pengacara Mossack Fonseca mengalir deras. Bocoran data tentang informasi, termasuk transaksi keuangan, dari ratusan klien kantor pengacara yang berbasis di Panama itu, mulai diungkap Minggu kemarin.

Jika disimpan dalam media digital, data yang bocor itu membutuhkan memory tak kurang dari 2.600 GB. Angka itu 10 kali lipat lebih besar dibandingkan offshore leaks, dokumen milik Trustnet yang dibocorkan ke public tiga tahun silam.

Baik offshore leaks maupun data-data dari Panama, yang kini popular disebut sebagai Panama Papers, sama-sama dibocorkan oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ).

Keseksian Panama Papers tak cuma di ukurannya. Dokumen itu memperlihatkan betapa banyak pemimpin politik dan kelompok bisnis yang menyiasati aturan pajak di negara masing-masing. Lebih gawat lagi, jasa melancarkan pergerakan uang antar negara yang disediakan Mossack Fonseca juga rawan ditunggangi para pencuci uang.

Di antara deretan klien Mossack Fonseca, paling tidak ada 12 nama pemimpin negara, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun. Ada juga 60 nama yang berstatus kerabat dan afiliansi dari sejumlah kepala negara dan politisi. Belum lagi pesohor, semacam atlit sepakbola Lionel Messi.

Penegak hukum di sejumlah negara Eropa sudah melahap bocoran data dari Panama itu. Bahkan di Islandia, ribuan warga turun ke jalan memprotes Perdana Menteri Sisgmundur Gunnlaugsson. Panama Papers mengungkap Gunnlaugsson tidak mengungkap harta yang dimiliki sang istri.

Gaung Panama Papers memang sudah terdengar. Namun tak banyak yang terungkap selain adanya ratusan nama orang warga negara Indonesia yang tercatat di tumpukan data dari Panama tersebut.

Memang, kita tak bisa serta merta memvonis klien Mossack Fonseca punya motif buruk. Mereka yang harus melakukan transaksi keuangan lintas negara, seperti meminjam uang dari luar negeri biasanya juga memanfaatkan jasa yang ditawarkan Mossack Fonseca. Misal, untuk membuat special purpose vehicle.

Tapi tak ada salahnya juga kita berharap para penegak hukum, terutama mereka yang mengurusi pajak, mencermati bocoran data itu. Bukankah pemerintah kerap mengeluhkan minimnya data keuangan high net-worth individual? Nah, Panama Papers ini tentu layak dikoleksi sebagai data pembanding

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar